UIN Siber Cirebon – Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, FITK UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, menggelar Forum Group Discussion (FGD) peluncuran film pendek bertajuk “Bidadari Bermata Sipit” yang berlangsung di Gedung Siber lantai 8. Acara ini dihadiri oleh Dekan FITK, para dosen, mahasiswa, serta dua narasumber ahli yang membahas moderasi beragama dalam konteks budaya dan keberagaman di Indonesia. Film tersebut merupakan hasil penelitian yang didanai oleh LP2M, dengan tema sentral moderasi beragama yang disajikan dalam bentuk sastra digital.Kamis, (03/10/2024).
Acara dimulai dengan pemutaran film yang menampilkan kisah dua remaja dari agama yang berbeda, yang dihadapkan pada pertanyaan tentang persahabatan mereka di tengah perbedaan keyakinan. Cerita tersebut membawa mereka pada penelusuran sejarah melalui tokoh seorang Ibu penjual bunga yang mengisahkan legenda pangeran Banjar Patroman dan Liong Si Thin dari desa Jamblang, Cirebon. Kisah cinta mereka yang penuh perbedaan agama dan budaya, disampaikan dengan akhir cerita yang menggantung, mengundang penonton untuk merenungkan makna keberagaman dan toleransi.
Dr. H. Debi Fajrin Habibi, M.Pd., salah satu narasumber utama, memuji film ini sebagai representasi moderasi beragama yang dapat menyatukan nilai-nilai tradisional dengan pendekatan modern. “Film ini adalah cermin pentingnya moderasi beragama yang perlu terus disebarkan di kalangan generasi muda yang hidup dalam keberagaman,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. H. Casta, M.Pd., menyampaikan pandangannya berdasarkan teori sastra Sigmund Freud, bahwa film “Bidadari Bermata Sipit” tidak hanya mengangkat tema toleransi antaragama, tetapi juga menggambarkan harmoni sosial di tengah keberagaman etnis dan budaya Indonesia. Ia menilai penggunaan sastra digital dalam film ini sebagai langkah inovatif, mengingat generasi muda kini lebih dekat dengan media digital.
Dekan FITK, Dr. H. Saifuddin, M.Ag., juga memberikan apresiasi terhadap karya tersebut. “Saya sangat bangga dengan kehadiran film pendek ini, yang mampu menggabungkan cerita rakyat dengan moderasi beragama dalam bentuk digital. Ini merupakan pionir produk digital dari UIN Siber Syekh Nurjati yang patut dikembangkan lebih lanjut,” tuturnya.
Diskusi berlanjut dengan pembahasan tentang potensi film pendek sebagai media pembelajaran di perguruan tinggi. Film “Bidadari Bermata Sipit” dianggap sebagai sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan penting mengenai moderasi beragama, menggunakan visual yang menarik dan cerita yang mengena. Ketua panitia, Rianto, M.Pd., dan anggota tim peneliti, Tato Nuryanto, M.Pd., juga berbagi pandangan mereka mengenai pengembangan lebih lanjut penelitian berbasis sastra digital ini.
Dengan diadakannya FGD ini, Program Studi Tadris Bahasa Indonesia berharap untuk terus menghasilkan karya-karya penelitian yang berfokus pada penguatan nilai-nilai moderasi beragama dalam bentuk digital, seperti film “Bidadari Bermata Sipit,” yang diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam menjaga harmoni sosial di tengah keragaman budaya Indonesia.