Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, IAIN Cirebon, Prof Dr Hajam MAg diangkat menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf di kampus setempat.
Hingga diangkat menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf di IAIN Cirebon, perjalanan yang dilalui Prof Hajam tidaklah singkat.
Diketahui, Prof Hajam diangkat menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf di IAIN Cirebon ini berdasarkan Keputusan Menteri Agama tentang Kenaikan Jabatan Akademik / Fungsional Dosen Nomor: 024983/B.II/3/2022.
Prof Hajam diangkat menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf di IAIN Cirebon terhitung mulai 1 Agustus 2022 dengan angka kredit 850.
Surat keputusan pengangkatan Prof Hajam menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf di IAIN Cirebon tersebut ditetapkan di Jakarta pada 16 Agustus 2022 dan ditandatangani Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
Kemudian, Prof Hajam ditetapkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf di IAIN Cirebon bersama sejumlah nama lainnya saat peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke 77 di Kantor Kementerian Agama Jakarta pada Selasa, 3 Januari 2023.
Selanjutnya, Prof Hajam dilantik menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf oleh Rektor IAIN Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg di kampus setempat pada Rabu, 11 Januari 2023.
Dalam pelantikan tersebut, Rektor IAIN Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengatakan, guru besar merupakan salah satu pilar dalam peningkatan budaya akademik di kampus setempat.
“Satu pilar adalah guru besar yang memiliki komitmen keilmuan dan memiliki tugas untuk menghadirkan budaya akademik di kampus kita agar lebih baik,” katanya.
Sehingga, ujar Sumanta, dengan terus bertambahnya jumlah guru besar dirinya semakin optimis budaya akademik di IAIN Cirebon akan semakin meningkat.
Bahkan, kata Sumanta, IAIN Cirebon kini semakin mantap melangkah untuk mewujudkan kampus setempat menjadi perguruan tinggi yang unggul dan terkemuka.
“Ini merupakan ikhtiar kita semua, karena dengan kehadiran profesor ini maka rasio akademik kita akan meningkat. Insya Allah cita-cita kedepan untuk mengantarkan kampus kita menjadi perguruan tinggi yang unggul dan terkemuka akan terwujud,” ujar Sumanta.
Dengan begitu, sambung Sumanta, diharapkan dapat mengembalikan sejarah kejayaan Cirebon sebagai pusat destinasi pendidikan Islam yang bukan hanya berskala nasional, tapi juga hingga Asia dan dunia.
“Tentu saja ini harapan kita semua, karena kita sadar betul bahwa di bumi kita, para wali, para ulama, dengan segala keikhlasannya membawa Islam hingga ke nusantara,” terangnya.
Sehingga, Sumanta menegaskan, hal ini dapat dijadikan motivasi dan pemantik segenap sivitas akademika IAIN Cirebon untuk melayani dalam menyebarkan ilmu pengetahuan keislaman.
Seperti diketahui, saat ini IAIN Cirebon sedang berproses transformasi untuk naik kelas menjadi universitas.
Untuk itu, mimpi mengembalikan sejarah kejayaan Cirebon sebagai pusat destinasi pendidikan Islam merupakan ikhtiar yang menjadi salah satu misi besar IAIN Cirebon.***