UIN Siber Cirebon (Banten) – Konferensi Internasional dan Pertemuan Tahunan Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA) tahun 2024 berlangsung dengan sukses di Gedung Training Center Kampus 2 UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten pada 27-29 Agustus 2024. Acara ini menghadirkan para dosen, peneliti, dan pemerhati hadis dari seluruh Indonesia dan luar negeri, termasuk delegasi dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon yang terdiri dari Dr. Anisatun Muthi’ah, M.Ag., Dr. Hartati, M.A., dan Lukman Zain MS, M.A.
Mengusung tema “Challenging and Strengthening Digital Hadith in New Media”, konferensi ini menggarisbawahi pentingnya kajian hadis di era digital, di mana media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Tema ini dipilih karena tantangan digitalisasi tidak hanya menghadirkan ancaman, tetapi juga peluang untuk memperkuat kajian hadis melalui pemanfaatan teknologi digital.
Ketua Umum ASILHA, Prof. Dr. M. Anton Athoillah, M.M., menjelaskan bahwa era digital, yang mencakup aspek seperti komputasi awan dan realitas virtual, memainkan peran krusial dalam membentuk perilaku dan standar masyarakat. “Internet of Things dan era digital secara umum mempengaruhi setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kajian ilmu hadis. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan peluang ini untuk menguatkan kajian hadis dalam konteks yang lebih relevan dengan perkembangan zaman,” ungkapnya.
Salah satu pemateri internasional, Prof. Madya Dr. Syed Najihuddin bin Syed Hassan dari Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), menekankan bahwa perkembangan teknologi membawa dampak besar pada kajian hadis. “Teknologi adalah tantangan baru yang memerlukan adaptasi serta mekanisme verifikasi yang kuat. Masa depan studi hadis akan sangat tergantung pada penggunaan teknologi yang bijak dan tanggung jawab para pengkaji dalam memanfaatkan teknologi ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Anisatun Muthi’ah, M.Ag., dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, mempresentasikan makalah yang menyoroti potensi dan tantangan dalam penggunaan media digital untuk kajian hadis. Ia menekankan pentingnya pendekatan kritis dalam memverifikasi sumber-sumber digital yang digunakan dalam studi hadis agar tetap menjaga keaslian dan integritas ajaran Islam. “Era digital ini membuka peluang besar, namun kita harus selalu waspada terhadap informasi yang tidak tervalidasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan metodologi yang tepat dalam mengkaji hadis di media baru ini,” kata Dr. Anisatun.
Kehadiran delegasi dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon atau yang dikenal juga dengan sebutan Cyber Islamic University (CIU), dalam konferensi ini tidak hanya menunjukkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmu hadis di era digital, tetapi juga menjadi bukti komitmen institusi ini dalam mendukung dan mendorong inovasi dalam kajian keislaman. Konferensi ini diharapkan dapat menjadi ajang pertukaran ide yang konstruktif dan membuka jalan bagi kolaborasi internasional di masa depan dalam memperkuat studi hadis di era digital.
Acara ini ditutup dengan harapan bahwa hasil-hasil diskusi dan presentasi yang telah disampaikan dapat diterapkan secara praktis dalam pengembangan kajian hadis yang lebih modern dan relevan, tanpa kehilangan esensi dari ajaran yang diwariskan oleh Rasulullah SAW.