Bumi Cakrabuana di tatar tanah Pasundan abad empat belas menjadi pusat perkembangan dakwah dan pendidikan Islam terbesar di Nusantara, dua tokoh besar Syekh Quro dan Syekh Nurjati memancarkan dakwah dan pendidikan Islam melalui peguron Pesambangan Jati. Cirebon Nagari berkembang sebagai pusat dakwah, pendidikan dan budaya saat dipimpin Sunan Gunung Djati. Peguron berkembang menjadi Masjid, Masjid menjadi pusat kegiatan dakwah, pendidikan, sosial dan politik.
Proses lahirnya perguruan tinggi islam ini berawal dari peran para Ulama, peran para Kyai, peran para aktivis Islam, para tokoh yang menjadikan Masjid sebagai sebuah sentral (pusat) dalam berbagai aktifitasnya dan salah satu aktifitas adalah menjadikan Masjid sebagai pusat pembelajaran, oleh karena itu tatkala IAIN ini berdiri awal, pada masa dulu perguruan tinggi Islam yang ada di Cirebon tidak bisa melepaskan dari peran Masjid, kalau kita lihat di sini Masjid At Taqwa karena para Dosen, para Kyai, para Ulama memberikan “transfer of knowlege” (pengajaran agama) terhadap para mahasiswa pertama kali adalah di Masjid. Oleh karena itu Masjid adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah berdirinya Lembaga Pendidikan Islam.
Perkembangan Masjid sebagai pusat dakwah dan pendidikan Islam terus berlanjut hingga tahun 1960, Masjid besar At Taqwa menjadi pusat belajar mahasiswa Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta cabang Cirebon yang merupakan cikal bakal berdirinya Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon dikukuhkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 48 tahun 2009.
IAIN Syekh Nurjati Cirebon memiliki banyak keunggulan seperti: Lembaga Penjamin Mutu (LPM); Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat; serta beberapa Pusat Study Pengembangan Bahasa Arab dan Pengembangan Tilawatil Qur’an, dengan jumlah mahasiswa tahun 2018 mencapai 8.000 orang tersebar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan; Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah; serta Fakultas Syarii’ah dan Ekonomi Islam.
Dalam rangka merespon perubahan untuk bisa berkompetisi dalam era MEA, peningkatan SDM; bagaimana kita sebagai tenaga pendidik yang semula hanya berlatar belakang standarnya S2 (Magister) kita tingkatkan menjadi standar yang paling tinggi yaitu S3 (Doktor). Kita membekali mahasiswa dengan berbagai lintas keterampilan-lintas disiplin, mungkin kita / mahasiswa pada masa yang lalu hanya dibekali oleh kompetensi jurusannya (umpamanya ahli dalam bidang Tadris Biologi, Tadris Matematika, Tadris Pendidikan Agama Islam, kemudian di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah seperti Akidah Filsafat), kita akan mencoba memberikan sebuah rangsangan (stimulus) bagi mereka keahlian-keahlian yang bisa merespon perubahan sekarang (contohnya keahlian Jurnalistik, keahlian Etrepreneur, keahlian Bahasa) dan keahlian lain yang bisa menjadikan mahasiswa kompetensinya terasah.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki Jurusan:
1. Pendidikan Agama Islam;
2. Pendidikan Bahasa Arab;
3. Tadris Bahasa Inggris;
4. Tadris Ilmu Pendidikan Sosial (IPS);
5. Tadris Matematika;
6. Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) – Biologi;
7. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah;
8. Pendidikan Islam Anak Usia Dini;
9. Manajemen Pendidikan Islam; dan
10. Tadris Bahasa Indonesia.
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah memiliki Jurusan:
1. Komunikasi Penyiaran Islam;
2. Bimbingan Konseling Islam;
3. Pengembangan Masyarakat Islam;
4. Sejarah Kebudayaan Islam;
5. Akidah Filsafat Islam;
6. Ilmu Al Qur’an dan Tafsir;
7. Ilmu Hadits; dan
8. Bahasa dan Sastra Arab.
Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam memiliki Jurusan:
1. Hukum Keluarga;
2. Hukum Ekonomi Islam;
3. Perbankan Syari’ah;
4. Ekonomi Syari’ah;
5. Akuntansi Syari’ah; dan
6. Hukum Tata Negara Syari’ah.
Untuk meningkatkan kualitas dan mutu sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, sarana belajar dilengkapi dengan Laboratorium: Microteaching, Matematika dan IPA, Perbankan Syari’ah, Dakwah, Pengembangan Tilawatil Qur’an, Peradilan dan sarana pendukung yang lain seperti: Gedung Utama Perpustakaan, Rusunawa (Rumah Susun Mahasiswa) atau Ma’had Al Jami’ah, Mini Bank, Auditorium, Klinik Kesehatan, Masjid serta adanya Radio Dakwah, Koperasi, Data Centre, Wifi Kampus dan Sarana Parkir yang luas.
Kerjasama yang telah kita lakukan adalah kerjasama yang bersifat regional, nasional dan internasional. Dari berbagai negara yang sudah menjalin dan sudah kita adakan MoU dengan tujuan untuk peningkatan pendidikan kita seperti Universitas-universitas di luar negeri: kerjasama dengan Universitas Marmara di Turki, Universitas Kafdaru di Syuriah, Universitas Malaya di Malaysia, kerjasama dengan Kedutaan-kedutaan: Kedutaan Mesir, Kedutaan Australia, dalam berbagai event.
Tahun lalu kita mengadakan Seminar Penangkalan Radikalisme dengan Duta Besar Mesir untuk Indonesia dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai pelaksana, dapat kita laksanakan dengan baik dan mengambil Narasumber dari luar dan dari kalangan kampus. Kerjasama dengan Rahima Institut dalam Konferensi Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) itu juga berhasil melahirkan beberapa rekomendasi yang luar biasa karena pertama kali diadakan Konferensi Ulama Perempuan tingkat Dunia dan diadakan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri di Cirebon, IAIN Syekh Nurjati mengembangkan Program Pascasarjana jenjang S2 (Magister) dengan konsentrasi (program studi):
1. Pendidikan Agama Islam;
2. Manajemen Pendidikan Islam;
3. Hukum Keluarga; dan
4. Ekonomi Syari’ah;
sedangkan Program S3 (Doktor) baru dibuka untuk Pendidikan Agama Islam.
IAIN Syekh Nurjati Cirebon Unggul dalam Mutu, Penerus Tradisi Intelektual Pesantren dalam Mengembangkan dan Memajukan Sarjana Islam yang Kompeten dan Mandiri.
“Maju bersama IAIN Syekh Nurjati Cirebon”