UIN Siber Cirebon (Salatiga) – Dalam upaya meningkatkan kualitas program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, yang juga dikenal sebagai Cyber Islamic University (CIU), melakukan benchmarking ke PSGA UIN Salatiga. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari praktik terbaik yang diterapkan oleh PSGA UIN Salatiga, yang telah berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Perguruan Tinggi Responsif Gender (PTRG) se-PTKI Indonesia 2024. Kamis, (09/01/2025).
Prestasi PSGA UIN Siber Syekh Nurjati sebagai peraih tingkat Madya dalam PTRG Award 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI menjadi motivasi tersendiri untuk terus meningkatkan kualitas menuju kampus yang responsif gender. “Kami ingin belajar dari keberhasilan PSGA UIN Salatiga dan menjadikan kunjungan ini sebagai langkah awal menuju penguatan program-program kami,” ujar Dr. Masriah, Kepala PSGA UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Dalam kunjungan ini, tim PSGA UIN Siber Syekh Nurjati berdiskusi dengan Kepala PSGA UIN Salatiga, Aprilian Ria, M.Pd., mengenai berbagai program unggulan yang telah diterapkan. Salah satu topik yang menjadi perhatian adalah strategi menangani kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus. “Kami menerapkan pendekatan holistik, mulai dari pencegahan hingga penanganan berbasis dukungan kolektif civitas akademika,” ungkap Aprilian Ria.
Selain itu, PSGA UIN Salatiga juga berbagi pengalaman terkait program pengabdian kepada masyarakat dan strategi implementasi kebijakan responsif gender yang melibatkan berbagai mitra. “Dukungan dari seluruh elemen kampus, baik melalui kebijakan maupun keterlibatan langsung, adalah kunci keberhasilan,” tambahnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang belajar tetapi juga momen untuk menciptakan kolaborasi antara kedua institusi. Dr. Masriah menegaskan komitmen PSGA UIN Siber Syekh Nurjati untuk terus berinovasi dan memperkuat jejaring. “Kami akan menjadikan hasil studi banding ini sebagai acuan untuk merancang program-program yang lebih efektif dan berdampak nyata dalam menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan bebas dari diskriminasi,” ujarnya.
Benchmarking ini merupakan salah satu langkah strategis UIN Siber Syekh Nurjati dalam mewujudkan visi menjadi kampus yang responsif gender. Dengan belajar dari praktik terbaik PSGA UIN Salatiga, diharapkan PSGA UIN Siber Syekh Nurjati dapat mengembangkan program-program inovatif yang mampu menjawab tantangan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di lingkungan akademik.
Kunjungan ini menjadi bukti komitmen kedua institusi untuk bersama-sama menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat peran perguruan tinggi dalam menciptakan keadilan gender di Indonesia. “Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan membawa dampak besar tidak hanya bagi kampus tetapi juga bagi masyarakat luas,” pungkas Dr. Masriah.