UIN Siber Cirebon – Pusat Kajian Sejarah dan Budaya (PKSB) Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Ushuluddin dan Adab, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, telah sukses menyelenggarakan International Webinar dengan tema “Kota Dagang Malaka: Dahulu dan Kini” yang mengkaji peran historis dan budaya Malaka sebagai pusat perdagangan dan pendidikan Islam di Asia Tenggara. Webinar ini berlangsung secara hybrid dan dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari berbagai negara, yang dengan antusias menyimak paparan dari para pembicara terkemuka di bidang sejarah dan budaya. Rabu, (30/10/2024).
Webinar ini menghadirkan pembicara utama, yaitu Prof. Dr. Mohd Samsudin dari Universitas Melaka Malaysia, serta Dr. Nurman Kholis, M.Hum., dan Ahmad Yunani, M.Hum., dari Pusat Riset Khazanah Keagamaan dan Peradaban, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Acara diawali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab, Dr. H. Anwar Sanusi, M.Ag., yang menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk memperkuat riset akademik, khususnya dalam bidang sejarah dan budaya Islam. Dr. Anwar menyampaikan, “Kolaborasi dengan institusi luar negeri, baik melalui seminar maupun riset bersama, sangat penting bagi pengayaan wawasan akademik kita dan peningkatan kualitas keilmuan Fakultas Ushuluddin dan Adab.”
Dalam sambutannya, Dr. Anwar berharap acara ini dapat menginspirasi peserta untuk memetik pelajaran dari kejayaan Malaka sebagai pusat perdagangan dan pendidikan Islam, yang dibangun dengan dasar toleransi dan keterbukaan budaya. Ia juga mengajak sivitas akademika untuk terus mendukung inisiatif yang memperkuat jejaring global, sebagai upaya nyata Fakultas Ushuluddin dan Adab menuju visinya menjadi fakultas unggul dan mendunia.
Kajian Sejarah Malaka sebagai Imperium Maritim dan Pendidikan Islam
Prof. Dr. Mohd Samsudin membuka sesi materi dengan memaparkan sejarah kota dagang Malaka yang dikenal sebagai imperium maritim berpengaruh di abad ke-15. Ia menjelaskan bahwa hubungan diplomatik Malaka dengan Dinasti Ming di Tiongkok, terutama melalui Laksamana Cheng Ho yang berkunjung pada tahun 1407, menjadi kunci yang memperkuat posisi Malaka sebagai pusat perdagangan internasional. “Malaka adalah contoh kuat dari diplomasi yang membangun peradaban, di mana keterbukaan hubungan internasional justru mengukuhkan posisinya sebagai penghubung dagang dari Asia hingga Timur Tengah,” ujar Prof. Samsudin.
Dr. Nurman Kholis menguraikan lebih lanjut tentang peran Islam di Malaka. Ia menjelaskan bahwa pengaruh hukum Islam dalam Kesultanan Malaka berasal dari kitab Taqrib dan Fathul Qarib, yang diterapkan dalam sistem hukum perdagangan. Hal ini, menurut Dr. Nurman, menjadi salah satu aspek penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam ke seluruh Nusantara.
Sementara itu, Ahmad Yunani, M.Hum., menambahkan perspektif tentang Malaka sebagai pusat pendidikan Islam. Ia menyoroti kontribusi Malaka dalam mencetak ulama yang berperan menyebarkan agama Islam di Nusantara, seperti Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Meski peninggalan fisik Kesultanan Malaka banyak dihancurkan oleh serangan Portugis pada abad ke-16, nilai-nilai budaya dan spiritualnya tetap terjaga hingga kini.
Menguatkan Jaringan Akademik dan Pengayaan Kajian Islam
Webinar ini berhasil memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya Malaka sebagai pusat perdagangan dan pendidikan Islam di masa lalu, sekaligus menyadarkan peserta tentang nilai-nilai historis yang masih relevan di Malaka masa kini. Melalui kolaborasi ini, PKSB Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam diharapkan terus berkontribusi dalam kajian akademik mengenai sejarah dan budaya Islam, serta membuka peluang riset internasional lebih luas bagi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.