Sebanyak 529 mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon diwisuda, Rabu (24/3/2021), di Swiss-Belhotel, Kota Cirebon. Rencananya, pada Kamis (25/3/2021) besok sebanyak 158 mahasiswa dari Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI), 139 mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), serta 101 mahasiswa program Pascasarjana, juga akan mengikuti wisuda di tempat yang sama. Berbeda dengan wisuda sebelumnya yang digelar secara online, wisuda kali ini digelar offline alias tatap muka langsung, namun tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon H. Sumanta, M.Ag mengucapkan selamat kepada ratusan wisudawan tersebut. Ia berharap para wisudawan bisa berkiprah di tengah masyarakat.
Dalam sambutannya, Rektor memaparkan tentang transformasi kelembagaan IAIN Cirebon. “Integrasi sangat diperlukan dalam pendidikan sebagai upaya untuk memadukan ilmu agama dengan ilmu umum. Dan dalam pengimplementasiannya, proses integrasi ilmu agama dan ilmu umum harus mampu menawarkan muatan nilai kearifan budaya lokal yang merupakan bagian dari nilai-nilai Islam yang universal. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi spirit transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.” Menurut beliau, dalam mewujudkan hal tersebut, IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengupayakan rekonstruksi paradigma keilmuan yang multidisipliner dengan menjadikan agama sebagai basis ilmu pengetahuan. Tujuannya, IAIN Syekh Nurjati Cirebon mampu mengembangkan bukan sekedar proses pendidikan searah, tetapi proses pendidikan multidimensi yang mampu menyeimbangkan antara akal dan wahyu sehingga mampu mewujudkan pengembangan spiritual, intelektual, dan sosial dari seluruh sivitas akademika IAIN Syekh Nurjati Cirebon.”
Beliau menambahkan, transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi UIN harus dibarengi dengan semangat pembangunan lembaga pendidikan integratif. “Selanjutnya, proses integrasi keilmuan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dapat dirumuskan dengan mengedepankan tiga aspek yaitu turats, manhaji, dan ma’rifah/nadzariyah. Pada tataran implementasi ketiga aspek tersebut harus mampu untuk saling melengkapi satu dengan yang lain.” Dengan konsep tersebut, menurutnya, seluruh rumpun dan kajian keilmuan yang ada diharapkan mampu bersinergi dan saling melengkapi pada tataran metodologis. ” Hal ini mampu dilihat bagaimana universitas menyahuti kebutuhan masyakarat serta mampu menjawab sebuah tantangan dengan basis keilmuan yang multidisipliner.” Transformasi merupakan suatu perubahan secara kualitatif baik itu secara struktur, sifat dan bentuk. ”Sehingga dalam konteks ini, proses transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati mendorong perubahan secara esensialistik untuk menuju universitas yang berbasis pada rumpun keilmuan yang terintergrasi dengan keilmuan yang lainnya. Transformasi kelembagaan meniscayakan struktural dan perluasan akses pendidikan yang sedang dijalani. Sehingga akses pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.”