
UIN Siber Cirebon (Kabupaten Cirebon)– Upaya memperkuat mutu pendidikan di Indonesia terus bergulir. Salah satunya melalui Kunjungan Bersama Komite Pengarah Nasional Kesiapan Implementasi Pembelajaran Mendalam (PM) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang digelar di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada 26–27 Agustus 2025.
Acara strategis ini menghadirkan lintas pemangku kepentingan, mulai dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen), Kementerian Agama RI, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Cirebon, perguruan tinggi, hingga mitra internasional seperti Kedutaan Besar Australia dan Program INOVASI.
Salah satu tokoh penting yang hadir adalah Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag., yang menegaskan bahwa perguruan tinggi harus mengambil peran aktif dalam menjembatani kebijakan nasional dengan kebutuhan riil masyarakat.
Kunjungan Lapangan dan Refleksi Pendidikan
Dalam rangkaian kegiatan, para delegasi mengunjungi SDN 3 Astanalanggar dan MIS Nur Amaliah di Kecamatan Losari, Cirebon. Mereka memantau langsung praktik pembelajaran, berdialog dengan guru dan kepala sekolah, serta menggali tantangan pemerataan mutu pendidikan khususnya di wilayah pesisir.
Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag., Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, dalam kesempatan tersebut menegaskan pentingnya Kurikulum Berbasis Cinta sebagai landasan utama pendidikan Islam. Menurutnya, pendidikan tidak semata-mata bertumpu pada aspek kognitif, tetapi juga harus menumbuhkan kasih sayang, kepedulian, dan kemanusiaan agar lahir generasi yang moderat, berakhlak mulia, serta mampu merawat kebangsaan.
Hasil kunjungan tersebut akan menjadi bahan penting dalam rapat Komite Pengarah Nasional pada September mendatang.
Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon: Perguruan Tinggi Harus Turun ke Akar Rumput
Prof. Aan menegaskan, perguruan tinggi tidak boleh hanya berfungsi sebagai menara gading, tetapi juga hadir sebagai mitra aktif masyarakat.
“Kesenjangan mutu pendidikan di wilayah pesisir Cirebon mencerminkan perlunya kolaborasi lintas aktor. Perguruan tinggi harus hadir bukan hanya sebagai menara gading, tetapi mitra aktif dalam meningkatkan kapasitas guru, mendukung literasi, serta menyiapkan model pembelajaran digital yang inklusif dan adaptif,” ungkapnya.
Sebagai Cyber Islamic University pertama di Indonesia, UIN SiberSyekh Nurjati Cirebon, kata Prof. Aan, siap berkontribusi menghadirkan model pendidikan yang relevan dengan era digital, tanpa meninggalkan nilai Islam dan kebangsaan.
PM & KBC: Pendidikan yang Mindful, Meaningful, Joyful
Prof. Aan juga mengapresiasi kebijakan pemerintah melalui Pembelajaran Mendalam (PM) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).
“Integrasi antara PM dan KBC dengan perkembangan teknologi akan melahirkan generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berkarakter, peduli, dan siap menghadapi tantangan global,” tambahnya.
Menurutnya, kebijakan ini merupakan terobosan penting karena menekankan mindful learning, meaningful learning, joyful learning, sekaligus menumbuhkan kasih sayang, kepedulian, dan kemanusiaan dalam proses belajar.
Kolaborasi Lintas Aktor untuk Pendidikan Berkualitas
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat nasional dan daerah, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag. (Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI), Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc. (Kepala BSKAP Kemendikdasmen), Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag. (Bupati Cirebon), serta perwakilan Kedutaan Besar Australia seperti Tim Stapleton, Nikolasia Budiman dan Hannah Derwent.
Diskusi bersama menghasilkan refleksi untuk memperkecil kesenjangan mutu pendidikan, terutama di kawasan pesisir yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya.
Dengan keterlibatan aktif Rektor UIN SiberSyekh Nurjati Cirebon, forum ini mempertegas kontribusi perguruan tinggi dalam memperkuat ekosistem pendidikan nasional. Harapannya, kunjungan ini tidak hanya menjadi agenda seremonial, tetapi benar-benar berdampak nyata terhadap peningkatan kualitas pendidikan dasar dan madrasah.