
UIN Siber Cirebon (Pabedilan Kidul) — Bertempat di Balai Desa Pabedilan Kidul, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, sebanyak 15 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 78 Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) secara resmi memulai masa pengabdian selama 40 hari di tengah masyarakat. Kegiatan ini menandai dimulainya program bertema “Pelestarian Lingkungan dan Pemberdayaan Sampah”, sebuah inisiatif yang menyoroti pentingnya kesadaran ekologis di tingkat desa.(15/07).
Acara peresmian yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB ini dihadiri oleh para mahasiswa, tokoh masyarakat, warga setempat, serta perangkat desa. Sambutan hangat disampaikan oleh Rizky Akbar, Ketua Kelompok KKN 78, yang menegaskan bahwa program ini tidak berhenti pada kegiatan seremonial semata, tetapi menjadi bentuk kontribusi nyata terhadap masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat.
“Tema Pelestarian Lingkungan dan Pemberdayaan Sampah bukan hanya slogan, tapi wujud konkret partisipasi kami sebagai mahasiswa untuk membangun kesadaran ekologis serta mendorong ekonomi kreatif berbasis pengelolaan sampah rumah tangga,” tegas Rizky.
Kolaborasi Mahasiswa dan Masyarakat dalam Aksi Nyata
Kepala Desa Pabedilan Kidul, Mashud, menyambut positif kedatangan para mahasiswa. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi fokus program KKN yang dinilai selaras dengan kebutuhan desa.
“Kami berharap kehadiran adik-adik mahasiswa bisa menjadi energi baru bagi masyarakat, terutama dalam pengelolaan sampah yang selama ini menjadi tantangan,” ujar Mashud.
Selama 40 hari ke depan, KKN 78 akan menjalankan serangkaian kegiatan, mulai dari edukasi lingkungan hidup, penyuluhan pengelolaan sampah rumah tangga, hingga pembentukan bank sampah desa dan pelatihan pembuatan pupuk organik. Program ini bertujuan mendorong partisipasi aktif warga dalam menjaga lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi dari pengelolaan limbah rumah tangga.
Komitmen Bersama: Menjadikan Lingkungan sebagai Warisan
Acara ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama antara mahasiswa, perangkat desa, dan tokoh masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan melihat sampah sebagai potensi yang bisa diberdayakan.
“Lingkungan adalah warisan untuk generasi mendatang. Sampah pun bisa jadi berkah jika kita tahu cara mengelolanya,” pungkas Rizky.
Isu Lingkungan yang Semakin Mendesak
Publikasi kegiatan ini menjadi sangat penting karena menyoroti isu global dalam skala lokal: perubahan iklim, pengelolaan sampah, dan krisis ruang hijau. Melalui program KKN ini, mahasiswa membuktikan bahwa kesadaran ekologis tidak hanya dibangun di ruang kelas, tetapi juga melalui aksi nyata di tengah masyarakat.
Dengan semangat kolaboratif, KKN 78 Desa Pabedilan Kidul menjadi contoh bagaimana generasi muda dapat memimpin perubahan menuju desa yang lebih bersih, lestari, dan mandiri.