UIN Siber Cirebon — Sebagai bagian dari rangkaian Festival Bahasa Arab 2024, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (Cyber Islamic University – CIU) sukses menggelar seminar internasional bertajuk “Peran Sastra dalam Fenomena Utopis dan Distopis Era Society 5.0”. Acara yang berlangsung di Gedung ICC UIN Siber Syekh Nurjati ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, yang antusias mengikuti diskusi mendalam mengenai relevansi sastra dalam konteks sosial dan teknologi modern. Senin, (07/10/2024).
Seminar ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana sastra berperan dalam membentuk pemahaman tentang utopia dan distopia di tengah kemajuan teknologi era Society 5.0. Tema ini menarik perhatian banyak kalangan akademisi, mengingat era ini ditandai dengan sinergi antara masyarakat dan teknologi, yang menghadirkan tantangan serta peluang baru bagi kehidupan manusia.
Seminar menghadirkan dua pembicara utama yang ahli di bidangnya, yakni Prof. Dr. Syukron Kamil, M.Ag., guru besar dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Elsayed Muhamed Salem, guru besar dari Medinah International University, Malaysia. Keduanya mengupas bagaimana sastra mencerminkan serta mempengaruhi kondisi sosial dalam masyarakat digital. Diskusi yang diangkat menyoroti peran sastra sebagai alat refleksi dan kritik sosial di era modern.
Dalam sambutannya, Dr. H. Anwar Sanusi, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab, menegaskan pentingnya seminar ini dalam menumbuhkan kesadaran kritis di kalangan mahasiswa. “Sastra tidak hanya menjadi ekspresi estetika, tetapi juga mampu meramalkan dan menggambarkan tantangan yang dihadapi masyarakat. Kita hidup di zaman di mana teknologi mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan, dan sastra memiliki peran signifikan dalam membantu kita memahami fenomena ini,” ujarnya.
Sesi seminar berlangsung interaktif, dengan para peserta aktif mengajukan pertanyaan serta berdiskusi seputar tema yang diangkat. Prof. Dr. Syukron Kamil menjelaskan bagaimana sastra bisa menjadi medium untuk menjelajahi konsep utopia dan distopia yang sering kali mencerminkan harapan dan kekhawatiran masyarakat terhadap masa depan. “Sastra adalah cermin bagi masyarakat, dan melalui sastra kita dapat memahami bagaimana sebuah komunitas berusaha menata masa depan ideal atau mengatasi ketakutan terhadap kemungkinan terburuk,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Elsayed Muhamed Salem memaparkan perspektif yang berfokus pada dampak teknologi terhadap identitas dan nilai-nilai kemanusiaan. Ia menekankan bahwa bahasa Arab, sebagai bahasa sastra dan agama, berperan penting dalam memahami serta mengekspresikan ide-ide besar terkait identitas Islam. “Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga sarana untuk menggali nilai-nilai yang mendasar dalam ajaran Islam, yang sangat relevan dengan perdebatan tentang utopia dan distopia di era teknologi ini,” jelasnya.
Melalui seminar ini, diharapkan mahasiswa dan dosen mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya sastra dalam memahami dinamika sosial dan teknologi. Acara ini juga diharapkan memicu minat penelitian lebih lanjut dalam bidang sastra Arab, terutama terkait isu-isu sosial kontemporer dan pengaruh teknologi.
Festival Bahasa Arab 2024 ini menjadi platform bagi akademisi dan peneliti untuk berkolaborasi dan bertukar pemikiran, serta memperkaya pemahaman mengenai peran sastra dalam membentuk masa depan masyarakat di era Society 5.0.