IAIN Cirebon – Perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar seminar literasi yang menggugah keingintahuan terhadap harta karun bersejarah dan budaya dengan tema “Menelusuri Harta Karun Sejarah dan Budaya”. Rabu, (15/11/2023).
Wakil Rektor II, Prof. Dr. H. Jamali, M. Ag, dalam sambutannya menyampaikan, “Naskah kuno merupakan jendela yang membuka pandangan kita terhadap warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal. Sebagai penjaga kearifan nenek moyang, kita memiliki tanggung jawab untuk memelihara, menghormati, dan menjaga warisan ini agar tidak hanya bertahan, tetapi juga dapat diakses dengan mudah oleh generasi mendatang.” tutur Prof Jamali.
Digitalisasi naskah kuno menjadi langkah strategis dalam menjaga keberlangsungan dan aksesibilitas informasi yang terkandung di dalamnya. Hal ini bukan sekadar menghadirkan naskah kuno ke dalam era digital, tetapi juga merupakan wujud nyata komitmen kita untuk melestarikan harta karun budaya ini agar tetap relevan dan bermanfaat dalam perkembangan zaman. ujarnya.
Sultan Kacirebonan Pangeran Raja Abdul Gani, SE, menjadi salah satu narasumber utama, beliau menyajikan wawasan mendalam yang diperolehnya dari perjalanan panjangnya dalam menjelajahi warisan budaya Cirebon. Dengan kebijaksanaan yang dimilikinya, ia memberikan wawasan berharga tentang bagaimana kekayaan sejarah bisa diadaptasi dengan baik ke dalam era digital.
Sementara itu, Penggiat Aksara Cirebon, Doddie Yulianto, SF, tampil dengan semangat penggiat aksara Cirebon yang luar biasa. Dengan latar belakang sebagai penggiat aksara, ia menghadirkan gagasan kreatif tentang bagaimana teknologi dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan kekayaan aksara Cirebon kepada khalayak yang lebih luas di era digital ini.
Doddie membawa nuansa kekaguman terhadap keberagaman aksara Cirebon yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya yang ada.
Syibli Maugfur, Kepala Perpustakaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, bertindak sebagai ketua panitia seminar literasi. Di hadapan para peserta, narasumber yang dihadirkan pada acara ini menuturkan. Kita menyadari bahwa naskah kuno rentan terhadap kerusakan fisik dan bisa hilang dalam rentang waktu. Oleh karena itu, melalui digitalisasi, kita memberikan kesempatan bagi naskah kuno ini untuk tetap hidup, dijelajahi, dan dipelajari oleh siapa pun di berbagai penjuru dunia. tutur Syibli.
“Saya mengajak kita semua untuk bersama-sama menjaga semangat dan semakin mendukung upaya-upaya digitalisasi ini sebagai bentuk nyata cinta kita terhadap warisan budaya. Dengan demikian, kita memberikan sumbangsih berharga bagi peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi terhadap nilai-nilai luhur yang terkandung dalam naskah kuno Cirebon. Mari kita bersama-sama menjaga harta karun ini agar tetap berkilau dalam cakrawala pengetahuan kita. Terima kasih.” tegas Syibli.
Kehadiran kedua pembicara ini memberikan dimensi yang berbeda namun saling melengkapi, menghadirkan wawasan dan pengalaman yang berharga dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan warisan naskah kuno Cirebon di tengah arus perkembangan teknologi. Ini adalah langkah yang signifikan dalam menyatukan budaya dan inovasi dalam pembaharuan warisan masa lalu untuk masa depan yang lebih cerah. pungkasnya.
Seminar literasi ini diharapkan bukan hanya menjadi panggung diskusi, namun juga membangkitkan semangat dan rasa kebersamaan dalam menjaga serta menggali lebih dalam harta karun sejarah dan budaya yang tersimpan dalam naskah kuno Cirebon. Acara ini menjadi tonggak awal untuk semakin mencintai dan melestarikan warisan berharga bagi generasi masa depan.