Bandung (17/02). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon bekerjasama dengan Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK-KBIHU) Jawa Barat dan Kementerian Agama Kantor Wilayah Jawa Barat menggelar Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Angkatan XVIII (X Mandiri). Berlangsung sejak tanggal 15 s.d 23 Februari 2020 mendatang di Hotel Galeri Ciumbuleuit Bandung, pelatihan tersebut diikuti oleh 51 peserta yang berasal dari 6 Provinsi di Indonesia, antara lain; Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau dan Kalimantan Timur.
Dr. H. Adib, M.Ag selaku Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati dalam paparanya menuturkan bahwa program sertifikasi ini sangat penting bagi para pembimbing dalam meningkatkan kompetensi dan keahlianya, terkait keilmuan, regulasi haji lintas Negara dan implementasinya dalam program kegiatan. Terlebih merespon era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang menuntut adanya inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan pelayanan ibadah haji. Hal ini dikuatkan oleh KH. Sunidjan, M.Si, ketua FK KBIHU Jawa Barat yang menyatakan bahwa Upgrading wawasan, sikap moderasi dan penguasaan teknologi informasi menjadi urgent sebagai skill masa depan yang harus dimiliki oleh pembimbing manasik haji.
Senada dengan hal tersebut Dirjen PHU Kementerian Agama RI, Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag menarasikan bahwa program sertifikasi ini adalah titik temu bagi setiap pembimbing haji dalam menyamakan persepsi terkait proses bimbingan haji. Selanjutnya, melalui kegiatan tersebut terjadi proses standarisasi keilmuan dan pengetahuan agar mampu meningkatkan kompetensi para pembimbing haji. “Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dirjen PHU melalui program-program inovatif, salah satunya sertifikasi pembimbing haji terbukti mampu meningkatkan kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan Ibadah Haji. Seperti dirilis oleh BPS untuk tahun 2019 mencapai 85,91 % dengan predikat sangat memuaskan” Tegas Prof. Nizar.
Lebih lanjut dalam tataran teknis, peserta akan mengikuti kegiatan selama 9 hari dengan 26 materi dan 100 jam pelatihan. Drs. H. Muzaki, M.Ag menguraikan bahwa narasumber dalam sertifikasi ini berasal dari para tokoh nasional, ulama dan professional yang memiliki kepakaran dalam keilmuan haji. Selain itu, dalam mendukung penyiapan alumni pembimbing haji yang melek teknologi, desain pelatihan terintegrasi dengan administrasi, pengelolaan forum, pengajaran dan evaluasi berbasis daring. “Peserta diwajibkan untuk melakukan perekaman sidik jari setiap sesi, review materi, penugasan, evaluasi dan penilaian berbasis aplikasi. Jadi konsep pelatihan ini adalah Paperless” Imbunya.
Merespon hal tersebut, peserta menyambut baik dan antusias. KH. Hadi Kusumo, M.Si, salah satu peserta menuturkan bahwa kesiapan dan kesigapan setiap komponen pelatihan berjalan dengan baik. Narasumber banyak memberikan pencerahan keilmuan dan pengetahuan kontemporer terkait Ibadah Haji. Termasuk pelayanan terbaik yang diberikan oleh panitia dan fasilitator. “Harapanya selain mendapat sertifikat, kami mampu menguasai materi pelatihan dan mengaplikasinya dalam pembimbingan manasik haji kepada Jamaah dengan prima dan berkualitas” Pungkasnya.