Fakultas Ushuluddin Adab Dakwah (F-UAD) IAIN Syekh Nurjati Cirebon menggelar Simposium Nasional Naskah-Naskah Ulama Nusantara dengan tema” Menggali dan Mengenali Karakteristik Naskah-Naskah Ulama Nusantara di Cirebon ” di Auditorium Gedung F-UAD lantai 4 (7-8/11). Kegiatan diikuti mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan tujuan untuk menguatkan khasanah keislaman dan Menggali dan Mengenali Karakteristik Naskah-Naskah Ulama Nusantara khususnya di Cirebon. Dalam kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber sekaligus pakar filologi yakni Prof. Dr. Oman Fathurrahman, Prof. Dr. Abdurrohman dan Dr. A. Opan Sopari. Salah satu narasumber, Oman menyampaikan bahwa Indonesia termasuk negara yang mewarisi khazanah naskah kuno (manuskrip) yang melimpah. Bahkan kekayaan manuskripnya sejajar dengan China. Apalagi Indonesia diperkaya dengan akar kebudayaan masa lalu yang kuat.
Oman menjelaskan, salah satu daerah masih menyimpan manuskrip dalam jumlah besar ialah Cirebon. Menurutnya, sebagai basis keislaman pantura pada masa kasultanan setelah Sunan Gunung Jati, Cirebon sangat kaya akan manuskrip. Bahkan manuskrip tersebut masih lestari hingga saat ini. “Cirebon harus dilihat dari Islam yang dibangun di daerah itu seperti apa, oleh karena Islam di Cirebon itu dekat dengan kasultanan, maka naskah yang lahir di Cirebon itu banyak yang terkait dengan kehidupan aktivitas di kasultanan.” Indonesia mewarisi kekayaan naskah kuno (manuskrip) yang sejajar dengan China. Manuskrip nusantara kini tersebar di berbagai tempat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. “Dari keseluruhan khasanah manuskrip itu ada dari abad 14 sampai 19. Itu dipengaruhi oleh Islam. Jadi masnuskripnya itu kalau sebelum abad itu, Hinda– Budha dan Sansakerta.”
Kekayaan khazanah naskah kuno juga membuat mahasiswa IAIN Cirebon mulai melirik manuskrip sebagai salah satu objek kajian. Bahkan sejak 2 tahun terakhir IAIN fokus melakukan penelitian tentang manuskrip melalui pusat studi Cirebonologi. Rektor IAIN Cirebon, Dr. H Sumanta, M.Ag menyampaikan, studi tentang manuskrip menjadi bagian tak terpisahkan untuk menguatkan khazanah keislaman di Cirebon. Menurutnya, banyak hal yang bisa digali lebih jauh melalui lembaran naskah kuno yang ada di Cirebon.“Yang akan kita lakukan dari pihak lembaga penguatan kajian naskah. Kita sudah kerja sama dengan 3 kasultanan, Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan dan tidak hanya dilakukan oleh dosen atau kita tapi juga mahasiswa.”
Khazanah intelektualitas
Sementara itu, Dekan FUAD, Dr H. Hajam, M.Ag menambahkan, sebagai fakultas keilmuan, FUAD menjembatani penelitian untuk kajian manuskrip. Lebih dari itu, melalui jurusan yang ada di dalamnya, FUAD bahkan menjadi pionir pengkajian manuskrip oleh mahasiswa. “FUAD sendiri melayani dan mengkaji naskah–naskah kuno yang ada di Cirebon. Karena ini menjadi salah satu distingsi fakultas kita sebagai fakultas keilmuan keislaman yang ada di Cirebon.”
Keseriusan IAIN dalam menggali khazanah intelektualitas melalui manuskrip sejajar dengan kampus besar lain di Jawa Barat, yakni UIN Bandung, Unpad dan UPI. Hanya saja, seperti UIN Bandung, khazanah naskah kuno yang digali lebih fokus pada kajayaan keislaman.