
UIN Siber Cirebon — Suasana kampus UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon pagi ini tampak berbeda dari biasanya. Sebanyak 78 peserta dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Fatahillah Bogor, yang terdiri dari pimpinan, dosen, dan mahasiswa, memadati Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dalam rangka kegiatan Education Trip (EduTrip) 2025 yang mengusung tema “Menjalin Kerja Sama Melalui Kegiatan Benchmarking Penguatan Tata Kelola, Akademik dan Kurikulum, serta Penelitian Dalam Upaya Peningkatan Mutu.”
Kegiatan ini tidak sekadar kunjungan biasa. Di tengah transformasi pendidikan menuju era digital, pertemuan ini menjadi momen strategis untuk memperkuat jejaring antarperguruan tinggi Islam, sekaligus menjawab tantangan global melalui kerja sama konkret di bidang akademik, kurikulum, dan riset.
Acara dimulai sejak pukul 08.00 WIB dengan kuliah umum inspiratif dan sambutan hangat dari jajaran dekanat FITK. Dilanjutkan dengan sesi diskusi intensif yang melibatkan pimpinan, kepala program studi PGMI dan MPI, pengelola penjaminan mutu, organisasi mahasiswa, hingga DEMA FITK.
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara STIT Fatahillah dan FITK UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon. MoU ini menjadi tonggak awal sinergi jangka panjang, terutama dalam pengembangan kurikulum berbasis digital, peningkatan mutu riset dosen dan mahasiswa, serta kolaborasi pengabdian kepada masyarakat.
“Kami berharap EduTrip ini menjadi jembatan untuk kolaborasi nyata. Bukan hanya seremonial, tetapi menghasilkan dampak positif bagi pengembangan SDM unggul yang adaptif terhadap era digital,” ujar Ketua STIT Fatahillah, Fahmi Irhamsyah, M.Pd.
Senada dengan harapan tersebut, Wakil Dekan 3 FITK UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Asep Mulyana, M.Ag., menyampaikan apresiasi atas inisiatif kunjungan akademik ini. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa kolaborasi lintas institusi menjadi bagian krusial dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi Islam yang adaptif, bermutu, dan berdaya saing global.
“Kita tengah berada dalam era Revolusi Industri 5.0 dan Pendidikan 6.0, di mana integrasi teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Maka, kerja sama seperti ini harus diarahkan pada penguatan tata kelola, inovasi kurikulum, dan digitalisasi pembelajaran,” ujarnya.
Dr. Asep juga menggarisbawahi bahwa kegiatan seperti EduTrip bukan hanya mempertemukan dua institusi, tetapi menjadi medium strategis untuk berbagi praktik baik, menyelaraskan visi, serta memperkuat komitmen dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara lebih kontekstual dan relevan dengan tuntutan zaman.
Para peserta juga dibekali wawasan baru seputar tata kelola kampus siber, strategi inovasi kurikulum, serta digitalisasi proses pembelajaran untuk meningkatkan daya saing lulusan. Mahasiswa STIT Fatahillah pun aktif berdialog, memperluas jejaring, dan memperdalam pemahaman mengenai peran mahasiswa dalam penguatan mutu kampus.
Kegiatan diakhiri dengan sesi ramah tamah dan foto bersama sebelum rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Cileungsi, Bogor, membawa pulang semangat baru untuk memperkuat kualitas pendidikan Islam di tanah air.