IAIN Cirebon – Kegiatan bergengsi bagi para mahasiswa Indonesia dalam bidang sosiologi hadir kembali dengan kehebohan yang tak terbendung. Himpunan Mahasiswa Sosiologi Agama dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam di Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan besar, Sociophoria 2023 Kompetisi Esai Mahasiswa Nasional. Tema yang diusung dalam kompetisi esai ini adalah “Dalam Mewujudkan Indonesia Generasi Emas 2045”.
Kompetisi Esai Mahasiswa Nasional 2023 mempertemukan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk menampilkan kreativitas, kecemerlangan analisis, serta pemahaman mendalam tentang sosiologi. Tidak sekadar mengejar gelar juara, namun juga mendorong para peserta untuk menunjukkan kontribusi nyata dalam menciptakan Indonesia yang gemilang. Ketua Panitia Muhammad Fathurrohman Baihaqi, menuturkan saat wawancara khusus dengan tim humas IAIN Cirebon.
“Peserta yang ingin merasakan panggung kompetisi ini harus melewati serangkaian tahapan. Dari pendaftaran yang terbagi dalam dua gelombang, hingga pengumpulan karya esai yang harus mencerminkan orisinalitas tinggi. Pelaksanaan lomba secara daring menjadikan kegiatan ini lebih inklusif bagi mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air.” tambahnya.
Namun, jangan salah, bukan hanya kreativitas dalam menulis esai yang diuji di sini. Peserta juga dituntut untuk menunjukkan keaslian karya dengan menandatangani surat pernyataan orisinalitas, serta membuktikan identitas mahasiswa yang aktif dengan menyertakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau Nomor Induk Mahasiswa (NIM). pungkasnya.
Tidak ketinggalan, penanggung jawab kegiatan Viqia Sastrawardana, menyatakan bahwa, panitia telah menyiapkan sub-tema yang menarik dan relevan, seperti Sosial dan Masyarakat Keagamaan, Politik dan Masyarakat Digital, Ekonomi Kreatif dan Digital, Inovasi Kesehatan dan Lingkungan, serta Pendidikan berbasis Media Massa. Ini akan memberikan landasan yang kokoh bagi peserta untuk mengeksplorasi beragam sudut pandang dalam esai mereka.
Kejujuran dan integritas menjadi kunci dalam kompetisi ini. Setiap naskah esai yang diikutsertakan harus asli, belum pernah dilombakan, dan bebas dari unsur SARA dan kekerasan. Batas plagiasi yang telah ditetapkan sebesar 20% menjadi pengingat bahwa keaslian dan kerja keras dalam meneliti materi sangatlah penting. ungkap Viqia.
Tidak hanya dalam ranah akademik, peserta juga diharapkan untuk aktif di media sosial. Melalui postingan di Instagram dan instastory, peserta dapat memperlihatkan proses serta kegiatan seputar kompetisi ini. tegasnya.
Sociophoria 2023 bukan hanya tentang lomba semata, namun juga tentang perjalanan pembelajaran dan pertumbuhan. Sebuah panggung yang mempertemukan pemikiran-pemikiran kritis dari seluruh Indonesia, mendorong kolaborasi, dan menyalakan semangat para mahasiswa untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. pungkas Viqia diakhir sesi wawancara.