Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, KH. Yaqut Cholil Qoumas resmi melaunching Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (14/12/2021). Dalam sambutannya beliau mengatakan, diluncurkannya PJJ PAI di IAIN Syekh Nurjati ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang terkendala mendapat akses pendidikan karena jarak dan biaya. “Universitas siber ini diharapkan anak-anak bangsa kita yang ingin melanjutkan pendidikam ke jenjang lebih tinggi, mereka bisa mengaksesnya lebih mudah.” Mahasiswa PJJ ini tidak harus datang langsung ke kampus, melainkan mereka bisa mengikuti perkuliahan dari tempatnya masing-masing. “Mereka (mahasiswa PJJ PAI) diberikan beasiswa secara penuh dari Kementerian Agama.” Sebanyak 200 mahasiswa PJJ PAI angkatan pertama ini sibebaskan dari biaya. Ke depan, pihaknya berencana mengembangkan kampus siber secara lebih luas. Hal itu agar dapat menjangkau masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses pendidikan dengan mudah. “Saat ini (perkuliahan PJJ PAI) sudah mulai berjalan. Mudah-mudahan ke depan bisa menambah prodi-prodi lainnya. Sekarang baru prodi PAI.”
DR. H. Sumanta, M.Ag (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon), dalam sambutannya menjelaskan, PJJ PAI ini merupakan embrio lahirnya Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI). Di era serba digital seperti sekarang ini, metode pendidikan yang memanfaatkan media internet bukan lagi menjadi teknologi eksperimental. “Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa saat ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tersebut juga ikut melahirkan knowledge society.” Dimasa pandemi Covid-19 juga turut mendorong pemanfaatan teknologi informasi berupa internet, khususnya di pendidikan tinggi untuk terus dimaksimalkan. “Hal tersebut kemudian dijawab oleh pemerintah melalui Kementerian Agama yang mengusung pengembangan pendidikan tinggi dengan menginisiasi pendidikan jarak jauh di IAIN Syekh Nurjati.”
Beliau juga memaparkan, pengimplementasian tersebut bukan sekadar memindahkan proses pendidikan ke ruang maya, namun juga mengaktualisasikan pendidikan jarak jauh dengan basis pengetahuan yang kompetitif. “Selain itu, pendidikan jarak jauh bukan hanya tentang ketersediaan teknologi komunikasi dan informasi, melainkan juga tentang kualitas materi ajar, pengajar, peserta didik, metode pedagogi, interaksi yang dapat diakomodir, dan sistem pendukung lainnya yang terus diupayakan dan dimaksimalkan oleh seluruh sivitas akademika IAIN Syekh Nurjati.”
Beliau menambahkan, hubungan Islamic Science dan Dirasah Islamiyah yang integratif, memiliki konsekuensi dan implikasi berupa perluasan akses pendidikan ilmu keagamaan. Sekaligus, untuk penyelenggaraan pendidikan yang mampu menjabarkan nilai-nilai universal Islam dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. “Hal tersebutlah yang kemudian menjadi spirit transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi UISSI.” Selain itu, Beliau juga menyampaikan, terdapat pula alasan historis yang ikut melatarbelakangi proses transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi UISSI, yaitu kenyataan bahwa Cirebon yang memiliki kekayaan sosio-kultural keagamaan, pernah menjadi pusat penyebaran Islam sekaligus salah satu pusat penyebaran pengetahuan di Jawa Barat. “Oleh sebab itu, pemilihan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai pilot project pendidikan jarak jauh diharapkan memiliki semangat menjadikan Cirebon kembali menjadi salah satu rujukan sekaligus destinasi pengetahuan.”
Beliau menegaskan, IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai lembaga perguruan tinggi negeri yang ada di Cirebon berupaya maksimal untuk dapat mengimplementasikan pendidikan jarak jauh yang integrative. Bahkan mampu menginternalisasi nilai-nilai luhur dari budaya Cirebon ke dalam proses pembelajaran khususnya, dan lembaga perguruan tinggi secara umum. “Harapannya, transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon bukan hanya tentang keunggulan dalam pemanfaatan teknologi melalui pendidikan jarak jauh semata, namun juga dapat menjadi lembaga yang melahirkan knowledge society yang berhasil mempertalikan agama dengan nilai kebudayaan lokal melalui cara pandang yang moderat di ruang maya.”