Subdit Akademik Kemenag RI, FITK UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, dan INOVASI Dorong Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta di Madrasah

UIN Siber Cirebon – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) menjadi tuan rumah pertemuan strategis yang membahas implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di madrasah. Agenda ini berlangsung di Gedung Siber SBSN UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, lantai 4, dengan menghadirkan jajaran penting dari Kementerian Agama RI, Tim INOVASI, pimpinan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, dosen FITK, serta pengawas madrasah.

Pertemuan ini bertujuan merumuskan langkah-langkah praktis penerapan KBC agar mampu memperkuat karakter peserta didik melalui nilai cinta, moderasi beragama, dan kecakapan hidup berkelanjutan.

Sinergi Madrasah dan Perguruan Tinggi

Dalam pemaparannya, Kasubdit Akademik Kemenag RI menekankan pentingnya penyatuan arah kurikulum madrasah dan perguruan tinggi melalui program Training of Trainers (ToT). Setiap pengawas madrasah ditargetkan mendampingi minimal satu madrasah KBC agar penguatan karakter siswa berjalan sistematis.

Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag., Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menambahkan bahwa FITK bersama universitas akan menyusun peta jalan bersama. Upaya ini mencakup perombakan kurikulum dengan menambahkan porsi khusus pada pembelajaran digital (siber) dan KBC, serta program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) tematik yang melibatkan dosen untuk mendampingi madrasah.

KBC sebagai Pendidikan Berbasis Nilai

Supervisor Tim INOVASI, Mr. Marx, menyebut bahwa KBC bertujuan menanamkan karakter kuat melalui pembiasaan nilai cinta. Senada dengannya, Sri Widuri, Direktur Inovasi, menekankan pentingnya penerapan KBC secara konsisten dalam aktivitas sehari-hari madrasah dengan prinsip SASY (Simple, Affordable, Sustainable, Yes).

Sementara itu, Marbawi, Pengawas Madrasah di Cirebon, mengingatkan tantangan implementasi. Menurutnya, pelatihan harus menyasar tidak hanya guru, tetapi juga kepala madrasah. “Desain program KBC harus mampu menggerakkan hati, bukan hanya tertulis di atas kertas,” ujarnya.

Kepala UPT PJJ UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Muslihuddin, M.Ag., menambahkan bahwa semangat KBC adalah revitalisasi ekosistem pendidikan madrasah. “KBC tidak boleh berhenti pada administratif, melainkan menjadi semangat yang membentuk budaya pendidikan berbasis nilai,” tegasnya.

Sejalan dengan Peta Jalan Pendidikan Nasional

Dari perspektif nasional, Ida Nor Qosim mengaitkan KBC dengan asesmen nasional yang mengukur literasi, numerasi, dan survei karakter. Menurutnya, KBC sejalan dengan peta jalan pendidikan Indonesia lima tahun ke depan, sehingga berpotensi diadopsi secara luas.

Komitmen Bersama

Pertemuan ini ditutup dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) berupa desain ekosistem KBC yang berkelanjutan di madrasah. Dekan FITK, Dr. H. Saifuddin, M.Ag., menegaskan dukungan penuh dengan merombak kurikulum agar lebih responsif terhadap kebutuhan zaman, dengan porsi khusus pada moderasi beragama, digitalisasi, dan KBC.

Dengan kolaborasi antara Kementerian Agama, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, INOVASI, dan para pendidik madrasah, implementasi KBC diharapkan menjadi tonggak lahirnya ekosistem pendidikan yang moderat, inklusif, dan mampu membentuk generasi berkarakter kuat dalam menghadapi tantangan global.