IAIN Syekh Nurjati Cirebon bersama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menggelar pertemuan terkait penyelenggaraan Icon-UCE 2020 yang diagendakan akan dilaksanakan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, pertemuan digelar di kantor Kementerian Agama RI yang dihadiri oleh Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag (Direktur Pendidikan TInggi Keagamaan Islam Kemenag RI), Dr. Suwendi, M.Ag (Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemenag RI) dan Dr. Abdul Basir, S.Pd.I., M.Pd.I (Kepala Seksi Pengabdian kepada Masayarakat Kemenag RI) , Dr. Mahrus, M.Ag (Kepala Seksi Penelitian dan Pengelolaan Hak Kekataan Intelektual Kemenag RI), Drs. Iwan Yusuf (Kepala Seksi Publikasi Ilmiah Kemenag RI). Sementara dari pihak IAIN Syekh Nurjati yang hadir Dr. H. Sumanta Hasyim, M.Ag, (Rektor IAIN Syekh Nurjati), Dr. H. Adib, M.Ag (Wakil Rektor bidang Administrasi), Drs. H. Subarja, M.Pd (Kepala Biro AUAK), Dr. H. Ahmad Yani, M.Ag (Kepala LP2M), dan beberapa ASN di lingkungan IAIN dan Diktis. Selasa (10/03)
Kepastian IAIN Cirebon sebagai lokasi Icon-UCE tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 752 Tahun 2020 tentang Penetapan Tuan Rumah Kegiatan The 4th Icon-UCE 2020. Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag (Direktur Pendidikan TInggi Keagamaan Islam Kemenag RI) dalam pertemuann koordinasi penyelenggaraan Icon-UCE di Kantor Kementerian Agama RI menyampaikan “Icon-UCE 2020 akan diselenggarakan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Penetapan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai tuan rumah di antaranya karena Cirebon telah memiliki best practices atas penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat yang sangat baik.” Beliau juga menyampaikan,”pendekatan dalam pemberdayaan masyarakat seperti Participatory Action Research (PAR) juga lekat dengan dosen-dosen di lingkungan IAIN Syekh Nurjati.” Icon-UCE rencananya diselenggarakan pada pertengahan Juni 2020. Para akademisi dan aktivis pemberdayaan masyarakat dari dalam dan luar negeri akan diundang dalam kegiatan ini, termasuk di antaranya melalui call for paper terseleksi.
Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag menyampaikan, Icon-UCE akan dihadiri sejumlah akademisi dari berbagai negara. Ajang ini juga akan mendiseminasikan hasil-hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan PTKI kepada para pemangku kepentingan. “Icon-UCE akan mengukur sejauhmana dampak program-program perberdayaan itu terhadap peningkatan kapasitas di masyarakat secara nyata.” Beliau menyampaikan, “Sejumlah pendekatan dalam kegiatan pengabdian masyarakatpun akan didiskusikan dalam event tersebut, sehingga pada gilirannya terdapat keterkaitan yang erat antara proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian di perguruan tinggi kita.”
Dr. H. Sumanta Hasyim, M.Ag (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon), menyatakan kesediaan dan kesiapannya sebagai tuan rumah Icon-UCE. “Sejumlah infrastruktur transportasi untuk menuju Cirebon, saat ini sudah representatif. Bandara International Kertajati, stasiun kereta api, dan akses perjalanan tol sudah tersedia. Demikian juga ketersediaan hotel, kuliner, dan wisata religi, serta pusat-pusat pendidikan dan pondok pesantren serta desa-desa binaan juga sangat lengkap. Intinya, IAIN Cirebon dan masyarakat Cirebon dengan melibatkan pemerintah daerah sekitar insya Allah akan siap menjadi tuan rumah.”
Dr. Suwendi, M.Ag (Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemenag RI) menyatakan Icon-UCE 2020 di IAIN Cirebon ini merupakan event kali keempat. “ICON-UCE pertama tahun 2014 di UIN Alauddin Makassar. Disusul tahun 2016 di UIN Sunan Ampel Surabaya, dan tahun 2018 di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.” Beliau berharap Icon-UCE tahun ini akan melahirkan terobosan akademik dalam penguatan pemberdayaan masyarakat di kampus. Pada aspek penguatan metodologi misalnya, metodologi pemberdayaan masyarakat itu memiliki varian yang sangat banyak; ada PAR (Participatory Action Research), CBR (Community Based Research), ABCD (Asset Based Community Development), Service Learning dan lain-lain. Beberapa metode pemberdayaan itu belum menjadi disiplin pengetahuan yang diajarkan secara khusus di lingkungan PTKI. Sementara program pemberdayaan masyarakat dan praktik Kuliah Kerja Nyata sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat setiap tahun bahkan setiap semester selalu diselenggarakan. Hal ini perlu didiskusikan, dimatangkan, dan diberikan catatan kritis bagaimana metodologi pemberdayaan ini didiseminasikan kepada mahasiswa dan dosen di lingkungan perguruan tinggi. “Jika sebelum riset kita diwajibkan untuk menguasai metodologi risetnya, maka sebelum turun melakukan program pemberdayaan masyarakat dan KKN, maka perlu diberikan pengetahuan metodologi pemberdayaan masyarakat secara memadai.”