Tingkatkan Kualitas Desain Medsos Kampus, Pokja PJ Humas UM PTKIN Gelar Mentoring Desain Grafis Lanjutan

UIN Siber Cirebon – Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas desain grafis kehumasan di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia, Panitia Nasional UM PTKIN 2025 melalui Pokja PJ Humas kembali menggelar sesi lanjutan Mentoring Desain Grafis, Kamis (15/05/2025), secara daring melalui platform Zoom Meeting.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Penanggung Jawab (PJ) Humas PTKIN dari berbagai daerah, termasuk PJ Humas UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Mohamad Arifin, yang turut hadir aktif dalam sesi diskusi dan pendalaman materi. Mentoring ini menghadirkan Zidnie (UIN Salatiga) sebagai narasumber utama yang dikenal sebagai praktisi desain kampus dan konsultan visual brand PTKIN.

Fokus pada Konsistensi dan Hierarki Visual

Dalam pembukaan sesi diskusi, Zidnie menyampaikan bahwa mentoring kali ini merupakan kelanjutan dari sesi sebelumnya yang menekankan prinsip-prinsip dasar desain grafis dan evaluasi langsung terhadap desain dari masing-masing PTKIN.

“Sore ini kita fokus mengevaluasi apakah desain yang digunakan oleh masing-masing humas PTKIN sudah sesuai prinsip desain grafis, khususnya dalam hal konsistensi, hierarki visual, dan kesesuaian dengan karakter pimpinan atau brand identity kampus,” jelas Zidnie.

Soroti 10 Kesalahan Umum dalam Desain Media Sosial PTKIN

Dalam sesi materi, Zidnie memaparkan 10 kesalahan umum dalam desain media sosial kampus yang sering ditemui, antara lain:

  1. Desain Tidak Konsisten
    Logo, warna, dan tipografi yang tidak seragam menurunkan profesionalitas kampus.
  2. Overdesign
    Elemen berlebihan membuat desain sulit dibaca dan membingungkan audiens.
  3. Tidak Responsif terhadap Platform
    Satu desain untuk semua platform membuat tampilan jadi tidak optimal.
  4. Tidak Memperhatikan Hirarki Visual
    Informasi utama tidak ditonjolkan, sehingga audiens kehilangan fokus.
  5. Penggunaan Font Tidak Profesional
    Font dekoratif dan sulit dibaca mengurangi kredibilitas institusi.
  6. Tidak Menyesuaikan dengan Target Audiens
    Desain terlalu formal atau terlalu santai tidak relevan dengan sasaran.
  7. Tanpa Template Tetap
    Gaya desain yang berubah-ubah membuat branding tidak kuat.
  8. Terlalu Estetis, Minim Fungsi
    Desain menarik tapi tidak menyampaikan pesan dengan jelas.
  9. Gunakan Visual Berkualitas Rendah
    Foto buram dan tidak relevan menurunkan citra universitas.
  10. Tidak Aksesibel bagi Semua Kalangan
    Tidak ramah tunanetra atau tidak menggunakan prinsip desain universal.

“Brand identity itu ibarat wajah institusi. Jika desain kita tidak konsisten dan tidak menyesuaikan audiens, maka pesan yang ingin kita sampaikan akan gagal menjangkau target,” tegas Zidnie.

Komitmen UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Mohamad Arifin, PJ Humas UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting dalam membangun kesadaran desain yang strategis di lingkungan kampus.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas konten visual UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, agar lebih profesional, konsisten, dan sesuai karakter institusi sebagai kampus siber berbasis nilai Islam dan teknologi,” ujar Arifin.

Melalui kegiatan mentoring ini, Pokja PJ Humas UM PTKIN 2025 berharap setiap Humas PTKIN dapat menghasilkan desain media sosial yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga efektif menyampaikan informasi dan memperkuat citra institusi di ruang digital nasional maupun global.