IAIN Cirebon – Fakultas Ushuluddin dan Adab Prodi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) IAIN Syekh Nurjati Cirebon, menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang peninjauan kurikulum berbasis KKNI berorientasi Merdeka belajar kampus Merdeka, dan persiapan pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Bahasa dan Sastra Arab.
Kegiatan yang berlangsung di Dapoer Cendana Resto tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ushuludin dan Adab (FUA), Wakhid Nashruddin, Ph.D.
Dalam sambutanya, Maman Dzul ‘Iman, MA Ketua Jurusan BSA, menuturkan bahwa BSA sedang menyiapkan dengan serius redesain kurikulum berbasis KKNI dan MBKM.
Menurutnya, kedepan BSA akan mengelola dua konsentrasi keilmuan, yaitu Bidang Linguistik dan Sastra. Sehingga, mahasiswa pada semester 5 akan memilih konsentrasi keilmuan berdasarkan minat dan kompetensinya, dengan diferensiasi mata kuliah penciri.
“Hal ini menjadi berbeda dan yang pertama di Indonesia pada PTKI penyelenggara prodi BSA, dengan dua konsentrasi keilmuan yang komprehensif. Karena pada realisasinya, kelas pada satu Angkatan akan dipisahkan berdasarkan pilihan kompetensinya” paparnya kepada radarcirebon Jumat (24/11/23).
Wakhid Nashrudin, Ph.D menambahkan bahwa transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, yang akan bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) harus diikuti dengan beragam inovasi dan kreativitas.
Termasuk desain MBKM yang harus segera direalisasikan dalam pengelolaan pembelajaran. BSA menjadi salah satu prodi yang lebih cepat merumuskan desain pembaharuan kurikulum yang responsif dengan kebijakan pendidikan.
“BSA menjadi model pengelolaan jurusan dengan kreativitas program tridarma yang bereputasi nasional dan internasional, sehingga kami sangat support dengan gagasan yang telah dirumuskan” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Erfan Gazali, MSI, sekretaris jurusan BSA menuturkan bahwa pihaknya juga sedang mempersiapkan berdirinya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang bahasa dan sastra arab.
Hal ini dilakukan guna menyiapkan lulusan BSA dengan beragam sertifikat kompetensi bidang Bahasa dan sastra, sehingga mampu bersaing pada dunia kerja dan industri.
“Kami sedang menyiapkan Kerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Kementerian Ketenagakerjaan, juga pelatihan asesor kompetensi bagi para dosen. Sehingga, semua perangkat perizinan dan mentor sudah siap dengan standarisasi dan legalitas yang diakui” ungkapnya.
Hal ini disambut baik oleh para dosen BSA. Rijal Mahdi, Lc. MA, salah satu dosen BSA yang juga penerjemah bersertifikat menegaskan pentingnya pembaharuan desain kurikulum dan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa.
Adaptasi dan kebaharuan kurikulum jurusan menjadi evaluasi sekaligus tantangan bagi dosen untuk terus belajar meningkatkan kompetensi. Selain itu, pengakuan kompetensi mahasiswa diperlukan dengan legalitas program sertifikasi.
Karena proses asesmen dan ujian yang ketat dapat menjadi indikator kompetensi dan kualifikasi keahliah mahasiswa. “Harapanya tahun 2024 mendatang program ini akan segera direalisasikan” tandas Rijal Mahdi.