UIN Siber Cirebon – Beberapa waktu yang lalu, pimpinan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon berkesempatan mengikuti diskusi inspiratif bersama dua narasumber tamu dari UNSW Sydney, Australia, yaitu Prof. Andrew Lian dan Prof. Andrew Martin. Diskusi ini diinisiasi oleh Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. H Aan Jaelani, M.Ag., dengan tujuan mendorong transformasi budaya kampus dari “tradisional” (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) menuju “budaya akademik digital” (UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon).
Hadir dalam diskusi tersebut adalah Kepala LPPM Dr. H. Faqiuddin Abdul Kodir, M.A., Wadek II FITK Prof. Dr. Hj. Ria Yulia Gloria,M.Pd., Wadek I FUA Dr. Wakhid Nasrudin, M.Pd., dan perwakilan dari Internasional Office, Dr. Lala Bumela, M.Pd. Dalam diskusi tersebut, tantangan transformasi budaya kampus diakui sangat berat. Banyak pondasi yang harus dibangun, bahkan memerlukan dekonstruksi pada berbagai aspek. Namun, ketika jalan transformasi sudah dipilih, tidak ada yang mustahil untuk diwujudkan. Dr. H. Faqiuddin Abdul Kodir menegaskan bahwa langkah pertama yang harus diambil adalah membangun mimpi bersama atau visi yang jelas, dengan target waktu yang terukur—mana yang bisa dicapai dalam 50 tahun dan mana yang harus dicapai dalam 2-5 tahun ke depan. Sabtu, (29/06/2024).
Prof. Lian menyarankan bahwa seluruh insan kampus harus bergerak bersama-sama menuju mimpi yang bisa saja sederhana, misalnya: mengubah UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dari yang tidak terlihat menjadi terlihat secara global melalui fasilitas digital. Mimpi ini harus tertanam dalam benak semua pihak secara kolektif dan dijaga oleh para pimpinan kampus secara kolektif. Tentu saja, visi yang lebih fokus dan dapat dijalankan secara bertahap perlu dirumuskan.
Aspek lain yang penting adalah adanya penggerak utama yang memiliki kapasitas mumpuni dan ketahanan tinggi untuk mengawal mimpi-mimpi tersebut. Meskipun jumlahnya sedikit, mereka harus mampu memimpin, mengarahkan, dan mempengaruhi orang lain. Selain itu, aspek keuangan juga menjadi krusial: seberapa kuat kita dapat menyediakan dana untuk “membeli orang-orang yang tepat” demi mewujudkan mimpi tersebut.
Ketika ditanya tentang misi untuk membantu dan mendidik orang-orang di pinggiran yang secara ekonomi terbatas, mengingat mimpi digital ini memerlukan biaya tinggi, Prof. Lian dan Prof. Martin menegaskan bahwa misi tersebut harus menjadi bagian dari mimpi dan komitmen kelembagaan. Meskipun demikian, kita tidak mungkin hanya melayani mereka tanpa memiliki kapasitas yang memadai. Oleh karena itu, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon harus dibangun secara visioner dengan melibatkan mereka sejak awal.
Prof. Dr. H Aan Jaelani, M.Ag., Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, dengan tegas menyatakan bahwa beliau sepakat dengan gagasan dari duo Prof. Andrew Lian dan Prof. Andrew Martin. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencapai transformasi ini.
Transformasi budaya kampus memang sulit, tetapi tidak mustahil. Dengan visi yang jelas, kepemimpinan yang kuat, dan komitmen bersama, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dapat mewujudkan mimpi menjadi institusi yang terlihat dan diakui secara global.