UIN Siber Cirebon – Desa Matangaji, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, mencatatkan sejarah penting dalam upayanya menjadi desa mandiri dan ramah lingkungan melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) ke-3 tentang pengelolaan sampah. Acara ini tidak hanya menjadi wadah diskusi, tetapi juga langkah konkret untuk merancang program berkelanjutan yang mengubah sampah menjadi sumber ekonomi, sekaligus berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan ke-13: Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
Kepala Desa Matangaji, Rusnadi, secara resmi membuka kegiatan yang berlangsung dengan antusiasme tinggi dari masyarakat dan pemangku kepentingan. “Saya sangat mengapresiasi inisiatif ini. Harapan saya, Desa Matangaji bisa menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi produk bernilai ekonomis,” ungkap Rusnadi dalam sambutannya.
Ketua Tim Pengabdian, Bambang Ekanara, menambahkan bahwa FGD kali ini menjadi pijakan penting dalam memahami potensi dan tantangan pengelolaan sampah di desa. “Kita telah memetakan langkah strategis untuk pengelolaan sampah yang lebih terstruktur. Dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, program ini diharapkan menjadi model berkelanjutan,” tegasnya.
FGD ini menghadirkan Alfian Febriyanto, M.Ant., seorang ahli bio-antropologi, yang memberikan wawasan menarik tentang perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. “Mengubah mindset adalah kunci. Jika masyarakat sadar akan nilai ekonomis sampah, pengelolaan akan menjadi lebih efektif dan berdampak langsung pada kesejahteraan mereka,” ujar Alfian.
Sementara itu, Antari Puspa Eskawiyanti dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon menggarisbawahi aspek hukum dalam pengelolaan sampah. Ia menyoroti pentingnya penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2022 sebagai landasan formal untuk mendukung program ini. “Dengan regulasi ini, pemerintah desa memiliki pedoman jelas dalam pengelolaan sampah yang sesuai standar,” jelas Antari.
Hasil Diskusi dan Rekomendasi
FGD ini melahirkan sejumlah rekomendasi strategis, antara lain:
- Peningkatan Edukasi: Melalui kampanye sadar lingkungan yang melibatkan semua lapisan masyarakat.
- Pengembangan Produk Bernilai Ekonomis: Seperti pembuatan kompos, biogas, dan kerajinan dari limbah plastik.
- Kemitraan Multi-Pihak: Menggandeng akademisi, pemerintah daerah, dan pelaku usaha untuk pengembangan program berkelanjutan.
Langkah Menuju Desa Mandiri
Melalui FGD ini, Desa Matangaji semakin memantapkan diri sebagai pelopor inovasi pengelolaan sampah di Cirebon. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.
Dengan semangat kolaborasi dan visi yang jelas, Desa Matangaji berpotensi menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam pengelolaan sampah terpadu, yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. “Sampah bukan lagi masalah, tapi peluang,” menjadi pesan kuat dari kegiatan ini.