UIN Siber Cirebon dan UIN Walisongo Gelar Konsinyering Pagu Indikatif 2026: Wujud Sinergi Menuju Kampus Keislaman Digital Kelas Dunia

UIN Siber Cirebon (Semarang) — Dua perguruan tinggi Islam negeri terkemuka, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan UIN Walisongo Semarang, bersatu dalam semangat kolaborasi dan transformasi melalui kegiatan Konsinyering Penyusunan Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2026. Kegiatan yang berlangsung dari Selasa hingga Jumat, 10–13 Juni 2025 ini digelar di Kampus UIN Walisongo, Jalan Walisongo No. 3–5, Semarang, Jawa Tengah.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag, Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antarsatuan kerja demi mewujudkan UIN Siber yang unggul, relevan, dan mendunia.

“Hari ini kita tidak hanya menyusun angka-angka, tapi menyusun masa depan UIN Siber. Kita ingin UIN ini menjadi pelopor pendidikan Islam digital yang tidak hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga di kancah internasional,” tegas Prof. Aan dalam sambutannya.

Prof. Aan juga menyampaikan refleksi sejarah perjalanan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, mulai dari pilot project Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang diinisiasi langsung oleh Menteri Agama kala itu, hingga resmi menjadi universitas negeri berbasis siber pertama di Indonesia. Ia tak lupa memberi apresiasi kepada UIN Walisongo Semarang, terutama kepada Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag., yang merupakan salah satu tokoh penggagas lahirnya UIN Siber Cirebon.

Kegiatan konsinyering ini menjadi sangat strategis karena menghadirkan para pemangku kebijakan dan pakar perencanaan keuangan dari kedua kampus. Hadir sebagai narasumber utama, Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag., Rektor UIN Walisongo, memberikan paparan mendalam tentang penguatan program dan sistem penganggaran berbasis digitalisasi dan ekonomi digital, sebagai fondasi dalam mewujudkan Cyber Islamic University yang tangguh dan responsif terhadap tantangan zaman.

“Proses digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan keniscayaan. UIN Siber Cirebon punya potensi besar sebagai kampus keislaman digital. Saya bangga bisa menjadi bagian dari sejarahnya,” ungkap Prof. Nizar dengan penuh antusias.

Ia juga membagikan pengalaman UIN Walisongo dalam membangun fakultas-fakultas unggulan, termasuk Fakultas Kedokteran, sebagai inspirasi nyata bagi UIN Siber Cirebon dalam menyusun program-program strategis masa depan.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Jamali, M.Ag., Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN Siber Cirebon, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari agenda tahunan penyusunan anggaran. Ia menegaskan bahwa UIN Siber berkomitmen untuk terus belajar dan bertukar pengalaman dengan kampus-kampus PTKIN lainnya, khususnya dengan UIN Walisongo yang telah lebih dulu mapan dalam hal tata kelola keuangan dan perencanaan strategis.

Kegiatan ini dimoderatori oleh Prof. Dr. H. Hajam, M.Ag., Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Siber Cirebon, yang berharap agar kegiatan konsinyering ini tidak hanya menghasilkan dokumen anggaran yang akurat, tetapi juga menjadi ajang transfer ilmu dan inspirasi antar civitas akademika.

“Kami berharap, UIN Siber Cirebon dapat menimba banyak ilmu dari pengalaman panjang Prof. Nizar dan UIN Walisongo. Semoga sinergi ini terus berlanjut,” ujar Prof. Hajam.

Melalui kegiatan konsinyering ini, dua UIN besar ini menunjukkan bahwa transformasi digital pendidikan Islam tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan melalui kerja sama yang erat, strategi matang, dan semangat berbagi pengetahuan.

Kegiatan ini bukan sekadar penyusunan pagu anggaran, tetapi juga menjadi langkah nyata menuju integrasi sistem penganggaran modern dan penguatan posisi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon sebagai kampus Islam digital pertama yang siap bersaing di tingkat global.