UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Gelar Hari Ketiga Wisuda: 713 Lulusan Siap Bawa Ilmu dan Pengabdian ke Masyarakat di Era Digital

UIN Siber Cirebon  — Suasana haru dan kebanggaan menyelimuti Ballroom Hotel Apita Cirebon, Kamis (14/8), saat Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar hari ketiga wisuda sarjana, magister, dan doktor bagi 713 wisudawan. Momentum ini menjadi penanda akhir perjuangan akademik dan awal langkah para lulusan untuk mengabdi pada masyarakat dengan ilmu yang dimiliki.

Wisuda kali ini terasa lebih istimewa karena dilangsungkan setelah UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon resmi meraih Akreditasi Unggul dari BAN-PT pada 20 Mei 2025. Hal ini memperkuat posisi UIN Siber sebagai perguruan tinggi siber pertama di Indonesia, sekaligus pionir pendidikan tinggi berbasis digital dengan visi menjadi “Universitas Unggul dan Berkelas Dunia.”

Rangkaian Wisuda: 713 Wisudawan dari Tiga Jenjang Pendidikan

Para wisudawan berasal dari berbagai program studi dan jenjang pendidikan:

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK):

  • 63 wisudawan dari Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Fakultas Syariah:

  • 107 wisudawan Prodi Hukum Keluarga Islam,
  • 53 wisudawan Prodi Hukum Ekonomi Syariah,
  • 44 wisudawan Prodi Hukum Tata Negara Islam,
  • 6 wisudawan Prodi Ilmu Falak (wisuda perdana untuk prodi ini).

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI):

  • 132 wisudawan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI),
  • 164 wisudawan Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI),
  • 42 wisudawan Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI),
  • 3 wisudawan Prodi Sosiologi Agama (SA).

Program Magister (S2):

  • 87 wisudawan dari empat program studi, termasuk Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Agama Islam, Hukum Keluarga Islam, dan Ekonomi Syariah.
  • Program Doktor (S3):
  • 12 wisudawan dari Prodi Hukum Keluarga Islam dan Pendidikan Agama Islam.

Rektor: Ilmu adalah Kemuliaan, Kelembutan, dan Kepemimpinan

Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag., dalam pidato wisudanya menekankan bahwa wisuda bukanlah akhir, melainkan awal tanggung jawab keilmuan. Ia menegaskan filosofi dasar ilmu melalui tiga huruf Arab: ‘Ain, Lam, dan Mim.

“‘Ain itu ‘iliyyin, tempat tinggi atau kemuliaan; Lam adalah lutf, kelembutan atau soft skill; dan Mim adalah mulk, yaitu kepemimpinan. Maka orang berilmu harus mulia, lembut, dan punya jiwa pemimpin,” jelasnya.

Rektor juga menyoroti pentingnya inovasi, pembelajaran berkelanjutan, serta adaptasi digital sebagai bekal lulusan menghadapi tantangan global. Prof Dr H Aan Jaelani, M.Ag dalam pidatonya menyatakan bahwa ada perjalanan panjang dari IAIN ke UIN Siber.

Cikal bakal UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon bermula pada awal tahun 1960-an, saat para aktivis Muslim yang tergabung dalam Forum Islamic Study Club (ISC) Cirebon mendirikan Lembaga Pendidikan Islam Tingkat Tinggi bernama Universitas Islam Syarif Hidayatullah (UNISHA) di bawah Yayasan Pendidikan Tinggi Islam Syarif Hidayatullah.

Pada tanggal 12 Agustus 1965, Fakultas Agama di UNISHA dinegerikan menjadi Fakultas Tarbiyah ‘Al-Jamiah’ Syarif Hidayatullah Jakarta Cabang Cirebon. Perjalanan institusi ini berlanjut hingga berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon pada tanggal 21 Maret 1997.

Kemudian, melalui Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2009, STAIN resmi beralih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Transformasi besar terjadi pada tahun 2024, ketika berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2024, IAIN resmi menjadi UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, perguruan tinggi berbasis siber pertama di Indonesia. Selain itu, Rektor UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menegaskan visi kampusnya, yaitu ‘Menjadi Universitas Unggul dan Berkelas Dunia’, dengan misi mendorong pendidikan masa depan yang mengedepankan Open Islamic Educational Resources (OIER), pembelajaran jarak jauh), dan integrasi teknologi digital.

Digitalisasi dan Masa Depan Pendidikan Islam

Dalam visinya ke depan, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menargetkan penguatan sistem pembelajaran digital melalui program unggulan seperti:

  • Cyber Islamic University (CIU) Satu Data,
  • Pengembangan smart class dan riset digital,
  • Penerapan Artificial Intelligence dan Big Data,
  • Perluasan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) inklusif,
  • Kemitraan dengan dunia usaha untuk kewirausahaan akademik.

Direktur Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Prof. Dr. H. Ilman Nafia’a, M.Ag., juga memberikan pesan inspiratif kepada para wisudawan jenjang magister dan doktor.

“Wisuda ini bukan sekadar seremoni akademik, melainkan titik awal untuk membumikan ilmu dalam praktik nyata. Lulusan pascasarjana harus menjadi pionir perubahan, tidak hanya mahir secara teoritik tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman dengan pendekatan saintifik dan spiritual yang selaras,” ujar Prof Ilman.

Ia menambahkan bahwa dalam konteks pendidikan tinggi siber, lulusan pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati harus menunjukkan keunggulan dalam inovasi digital, kepemimpinan intelektual, dan kontribusi nyata untuk peradaban Islam global.

“UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon bukan hanya mencetak akademisi, tetapi agen perubahan berbasis nilai-nilai Islam yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” pungkasnya.

Dekan FDKI, Dr. Naila Farah, M.Ag., menyampaikan bahwa pembekalan kepada mahasiswa telah dilakukan selama masa studi. Kini saatnya para lulusan membuktikan kompetensi mereka di tengah masyarakat.

“Di era digital ini, skill-skill yang sudah kalian peroleh harus diaplikasikan. Semoga kalian bermanfaat bagi diri sendiri, bangsa, dan keluarga,” ujarnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Syariah, Dr. H. Edy Setyawan, Lc., MA., mengungkapkan kebanggaannya atas 210 wisudawan dari fakultas yang dipimpinnya. Ia menyoroti bahwa wisuda Prodi Ilmu Falak tahun ini adalah yang pertama kali, menandai babak baru dalam kontribusi keilmuan Islam yang lebih luas.

Dengan mengusung semangat “Dari Ilmu, Menuju Pengabdian”, prosesi wisuda hari ketiga ini menjadi lebih dari sekadar seremoni. Ia adalah pengingat akan amanah ilmu, sekaligus momentum transisi menuju peran yang lebih besar di tengah masyarakat, baik sebagai pemimpin, pendidik, konselor, hingga profesional di bidang hukum dan ekonomi syariah.