Mengapa UIN “Siber” Syekh Nurjati Cirebon?
Dalam reformasi birokrasi pemerintah untuk mendorong pembangunan nasional dibutuhkan transformasi digital pada aspek struktur digital agar tercipta tata kelola pemerintahan yang lincah, kolaboratif, dan akuntabel (hard element), dan peningkatan kompetensi digital dan budaya digital untuk mewujudkan budaya birokrasi berAkhlak dengan ASN yang profesional (soft element). Dalam konteks perguruan tinggi dari perubahan IAIN menuju UIN dengan “harap-harap cemas” untuk meningkatkan kapasitas dan mutu menuju kampus unggul dan mendunia, bahkan untuk menghasilkan SDM generasi emas, maka transformasi digital kelembagaan akan memfokuskan pada dua (2) hal ini.
Pertama, terwujudnya tata kelola digital pada perguruan tinggi yang bisa melayani dengan lincah, kolaboratif, dan akuntabel pada bidang administrasi, umum, akademik, dan kemahasiswaan. Transformasi digital pada bagian ini menekankan perubahan struktur kelembagaan dengan digitalisasi sebagai kata kunci untuk percepatan layanan yang lincah dan pencapaian dampak dari program yang diprioritaskan, misalnya pencapaian akreditasi unggul pada program studi dan institusi. Digitalisasi seluruh dokumen yang dibutuhkan pada sembilan kriteria akreditasi tiap saat dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan evidence dalam visitasi akreditasi;
Kedua, kebutuhan layanan yang cepat dapat menghasilkan out-put, out-come, bahkan dampak dari program yang dilaksanakan dan juga terwujudnya efisiensi anggaran. Capaian program dan kebermanfaatannya akan diproyeksikan untuk pencapaian visi kampus, bahkan memiliki nilai manfaat bagi masyarakat. Misalnya, digitalisasi layanan akan mengurangi jumlah pemakaian dan penggunaan kertas (paperless) yang menyebabkan penggunaan anggaran lebih efisien.
Perubahan kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon menandai fase baru dalam perubahan tata kelola secara digital yang dilakukan sesuai dengan peta jalan (road map) transformasi kelembagaan digital. Hal ini sebagaimana ditegaskan Peraturan Presiden RI Nomor 60 Tahun 2024 tentang UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon untuk mendorong perubahan paradigma perguruan tinggi keagamaan Islam dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi. Di samping itu, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) pada Kementerian Agama RI menjadi landasan yang kuat dalam pengelolaan perguruan tinggi berbasis siber untuk semua tata kelolanya. Hal ini menjadi dasar bagi penyiapan digitalisasi tata kelola berbasis teknologi, dan implementasinya dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi.
Transformasi Digital UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC) memiliki peran utama dalam mewujudkan integrasi ilmu agama dengan ilmu lain sebagai upaya mendukung terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas serta mendorong perubahan paradigma perguruan tinggi keagamaan Islam dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi. UIN SSC harus berubah secara total dalam penyelenggaran pendidikan dengan basis teknologi digital pada tata kelola dan sistem pembelajarannya. Tubuh pengetahuan (body of knowledge) UIN SSC memiliki filosofi dan implementasi metodologi dengan inti integrasi ilmu dengan ilmu lain yang dikembangkan untuk membangun distingsi yang khas pada seluruh unit atau lembaga, terutama fakultas dan program studi yang melaksanakan pembelajaran berbasis siber dan profil lulusan memiliki kompetensi digital.
Mengapa transformasi digital UIN SSC dibutuhkan? Ada beberapa argumentasi yang diberikan pentingnya transformasi digital tersebut. Pertama, UIN SSC sebelumnya memiliki infrastruktur teknologi dan informasi yang terbatas untuk pembelajaran mahasiswa dan dosen, memiliki akses terhadap sumber daya dan informasi terbatas, sehingga menimbulkan tantangan besar dalam mengembangkan sistem pendidikan tinggi yang efektif berbasis siber. Penerapan transformasi digital melalui digitalisasi dan saling terhubung antar unit akan memberikan peluang unik untuk merevitalisasi dan mengembangkan lanskap pendidikan tinggi yang maju dan berkontribusi dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang tangguh, inklusif, dan kompetitif. Dengan kata lain, UIN SSC dapat mendorong perubahan paradigma pengelolaan pendidikan tinggi berbasis teknologi pada PTKN.
Kedua, transformasi digital UIN SSC mengacu pada pengintegrasian teknologi digital ke dalam berbagai aspek kebutuhan masyarakat yang secara mendasar mengubah cara organisasi beroperasi dan memberikan nilai kepada pemangku kepentingannya. Tansformasi digital mencakup adopsi teknologi seperti platform pembelajaran online, perpustakaan elektronik, dan alat komunikasi digital, serta peningkatan kompetensi digital bagi dosen dan mahasiswa. Hal ini akan memberikan dampak perubahan yang siginifikan bagi munculnya pembelajaran digital dan kompetensi digital pada dosen dan mahasiswa.
Ketiga, keterbatasan infrastruktur digital menyebabkan perguruan tinggi memiliki keterbatasan akses terhadap sumber daya fisik seperti ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan. Kompetensi digital dosen dan mahasiswa yang terbatas juga dapat mengganggu kelangsungan pendidikan bagi banyak orang, dengan banyak mahasiswa yang tidak dapat menempuh pendidikan tinggi karena kesulitan akses, keterbatasan pendanaan atau biaya untuk memperoleh kesempatan yang sama untuk kuliah, serta keterbatasan akses terhadap konten atau materi pembelajaran terkini, serta ketidakmampuan untuk membangun kolaborasi internasional. Juga kompetensi digital tenaga kependidikan yang terbatas dapat menghambat proses layanan administrasi, keuangan, dan akademik sehingga out-put, out-come, dan dampak penyelenggaraan program menjadi rendah, bahkan banyak waktu dan anggaran yang terbuang.
Keempat, tantangan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dapat menggerakkan UIN SSC untuk menyusun strategi transformasi digital yang tepat dengan pendekatan komprehensif dan berwawasan masa depan agar dapat beradaptasi dengan perubahan lanskap pendidikan tinggi berbasis siber atau digital. Karena itu, transformasi digital menawarkan jalan yang sistemik untuk mencapai tujuan itu, karena dapat menjembatani kesenjangan dalam akses terhadap pendidikan, mendorong kolaborasi dan kemitraan antara UIN SSC dengan perguruan tinggi berbasis siber lainnya untuk pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang relevan di dunia yang semakin digital sekarang ini.
Komponen Utama Strategi Transformasi Digital di UIN SSC
Ada beberapa komponen utama strategi transformasi digital pada UIN SSC. Pertama, mengembangkan infrastruktur digital yang kuat untuk memastikan konektivitas internet yang andal dan akses ke sumber daya dan alat digital; kedua, membangun platform pembelajaran virtual, sistem e-library, dan sumber daya lainnya yang memungkinkan pembelajaran bersifat fleksibel bagi mahasiswa dan dosen; ketiga, penerapan langkah-langkah keamanan siber untuk melindungi informasi sensitif dan memastikan keselamatan dan keamanan pengguna; keempat, peningkatan kapasitas dan bimbingan teknis dosen dan tenaga kependidikan untuk menunjang strategi transformasi digital pada pembelajaran; kelima, dosen harus memiliki kompetensi digital yang diperlukan untuk menavigasi dan memanfaatkan teknologi digital secara efektif dan mengintegrasikan alat-alat ini ke dalam praktik pengajaran, mengembangkan keterampilan literasi digital, memahami metodologi pengajaran yang inovatif, merancang dan menyampaikan strategi pengajaran dan penilaian jarak jauh; desain kurikulum dan adaptasi konten, mengintegrasikan teknologi ke dalam desain pembelajaran untuk meningkatkan pengalaman belajar dan mendorong pengembangan keterampilan digital di kalangan mahasiswa; keenam, meningkatkan kolaborasi dengan mitra internasional yang dapat membantu untuk memastikan konten pendidikan mutakhir, relevan, dan selaras dengan praktik baik pendidikan tinggi global, berfokus pada keterampilan dan mata kuliah yang banyak diminati agar dapat berkontribusi terhadap kelayakan kerja lulusan dan mendukung pengembangan jangka panjang angkatan kerja; kemitraan publik-swasta dan kolaborasi internasional untuk keberhasilan penerapan strategi transformasi digital di UIN SSC; melibatkan pelaku sektor swasta dan organisasi non-pemerintah untuk mengembangkan sumber daya, keahlian, dan kemampuan teknologi yang mendorong upaya transformasi digital, mencari dukungan dan pendanaan internasional untuk mengatasi hambatan finansial dan logistik, bermitra dengan institusi akademis global dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan, memperluas akses terhadap sumber daya pendidikan, dan meningkatkan keterhubungan global untuk mengembangkan sektor pendidikan tinggi, dan memberikan arah bagi IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk mengatasi tantangan infrastruktur, sekaligus juga hal ini dapat memposisikan peningkatan rekognisi dan daya saing global.
Oleh karena itu, penerapan strategi transformasi digital di UIN SSC harus mempertimbangkan penetapkan visi dan kerangka kerja yang jelas untuk memandu upaya berbagai pemangku kepentingan dan memastikan bahwa inisiatif transformasi digital selaras dengan tujuan pendidikan yang lebih luas, pengalokasian sumber daya dan pendanaan yang tepat agar dapat membantu mengatasi hambatan dan memungkinkan keberhasilan penerapan teknologi dan kemampuan digital, pelibatan pemangku kepentingan utama, seperti pendidik, mahasiswa, pelaku sektor swasta, dan mitra internasional yang dapat mendorong kolaborasi dan memastikan bahwa beragam perspektif dan kebutuhan dipertimbangkan untuk transformasi digital, dan monitoring dan evaluasi pada kemajuan dan dampak transformasi digital dapat membantu untuk mengidentifikasi area perbaikan dan memastikan bahwa inisiatif transformasi digital yang memberikan hasil sesuai dengan target dan capaian yang telah ditetapkan.
Strategi transformasi digital membutuhkan pengembangan yang komprehensif untuk mewujudkan universitas siber atau digital. Tantangan yang dihadapi memerlukan identifikasi oleh institusi dan mengusulkan kerangka kerja yang berfokus pada pembangunan infrastruktur digital, peningkatan kapasitas bagi para pendidik, platform e-learning, konten digital, kemitraan sektor publik-industri, dan pengembangan kolaborasi dengan pemangku kepentingan. Potensi solusi digital agar dieksplorasi seperti MOOCs, LMS, pembelajaran campuran, sumber daya pendidikan terbuka, perpustakaan digital, dan laboratorium virtual untuk meningkatkan akses pendidikan, mendorong kolaborasi, memungkinkan pembelajaran jarak jauh, dan meningkatkan daya saing global. Dengan demikian, peta jalan transformasi digital dibuat untuk sasaran pembuat kebijakan, dosen dan mahasiswa, dan organisasi internasional untuk mengembangkan dan menerapkan solusi digital yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Peta Jalan Transformasi Digital UIN SCC
Peta jalan penerapan strategi transformasi digital di UIN SSC terdiri dari beberapa langkah berurutan yang dirancang untuk memastikan keberhasilan integrasi teknologi dan praktik digital. Penilaian menyeluruh terhadap lanskap transformasi digital, infrastruktur, dan sumber daya pendidikan tinggi yang ada harus dilaksanakan, dengan mengidentifikasi tantangan penting dan bidang-bidang perbaikan yang perlu diidentifikasi. Adapun peta jalan tersebut meliputi:
- Pembangunan Infrastruktur Digital
Pengembangan infrastruktur digital yang andal sangat penting untuk keberhasilan penerapan transformasi digital di UIN SSC. Konektivitas internet dan akses terhadap teknologi canggih seperti cloud (komputasi awan) dan jaringan seluler dapat mentransmisikan sumber daya pembelajaran digital kepada PTKN lain dan masyarakat yang lebih luas. Pendekatan pembelajaran campuran dapat membantu mengurangi tantangan yang ditimbulkan oleh terbatasnya infrastruktur dan sumber daya sekaligus menawarkan pengalaman pembelajaran yang dipersonalisasi dan interaktif.
2. Penggunaan Sumber Daya
Penggunaan sumber daya pendidikan terbuka (OIER), perpustakaan digital, dan laboratorium virtual dapat memperluas akses terhadap beragam materi kuliah, mengurangi biaya terkait buku teks, dan memberikan pengalaman pembelajaran langsung. Kolaborasi dengan mitra lokal dan internasional dapat membantu universitas mengidentifikasi, mengembangkan, dan membagikan OER yang relevan dengan kurikulum. Selain itu, perpustakaan digital dapat menyediakan akses sumber daya akademik bagi mahasiswa di mana saja.
3. Pengembangan Kolaborasi Publik-Swasta-Industri
Upaya kolaboratif antara pembuat kebijakan, organisasi internasional, dan sektor swasta dapat membantu memperluas dan meningkatkan infrastruktur internet, termasuk menyediakan hot spot Wi-Fi publik dan layanan internet bersubsidi untuk lembaga pendidikan.
4. Pengembangan Platform e-Learning
Platform e-learning, seperti MOOCs dan LMS, telah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di mana saja.
5. Kemitraan dengan lembaga lokal dan internasional
Kemitraan ini melibatkan komunitas lokal, organisasi, dan lembaga internasional yang dapat memberikan sumber daya, keahlian, dan dukungan yang berharga bagi upaya transformasi digital di UIN SSC. Kemitraan juga melibatkan mahasiswa, pendidik, dan anggota masyarakat melalui konsultasi, kelompok fokus, dan mekanisme umpan balik yang dapat memastikan bahwa inisiatif transformasi digital responsif terhadap kebutuhan dan kebutuhan.
6. Monitoring dan Evaluasi.
Menetapkan indikator kinerja utama (IKU) dan secara teratur memantau dan mengevaluasi strategi digital untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memastikan keberhasilan upaya transformasi digital dalam jangka panjang. Institusi harus membangun sistem untuk mengumpulkan dan menganalisis data mengenai penerapan strategi digital, menggunakan temuan tersebut untuk menginformasikan penyesuaian dan peningkatan yang sedang berlangsung.
7. Pelatihan dan Peningkatan Keterampilan Dosen Dan Tenaga Kependidikan
Kemitraan ini dapat memberikan peluang untuk pengembangan keterampilan dan kemajuan profesional. Program ini dapat menunjang keberhasilan penerapan inisiatif transformasi digital. Program pengembangan profesional, lokakarya, dan aktivitas berbagi pengetahuan lainnya dapat membantu membangun keterampilan yang diperlukan untuk merancang, menyampaikan, dan menilai pengalaman pembelajaran digital. Juga kegiatan ini bagi tenaga kependidikan agar mampu mengelola proyek secara digital, mengalokasikan sumber daya, dan mendukung adopsi teknologi baru.