
UIN Siber Cirebon — UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali mencatat sejarah penting dalam peta keilmuan Islam global dengan meluncurkan Center for Islamic Laws and Ethics of Mubadalah (CILEM), sebuah pusat kajian inovatif yang berfokus pada pengembangan hukum dan etika Islam berbasis prinsip mubadalah. Peluncuran ini menjadi bagian dari rangkaian Seminar Internasional bertajuk “Indonesia Islam for the World – From Gus Dur’s Legacy to the KUPI Movement”, yang digelar secara hybrid dari lantai 5 Gedung Siber SBSN UIN SSC. (07/07).
Peluncuran resmi CILEM dilakukan oleh Rektor UIN SSC, Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag., bersama Direktur CILEM, Nor Ismah, Ph.D., di hadapan para tokoh akademik nasional dan internasional, pimpinan kampus, hingga ulama dan aktivis lintas negara. Acara ini disiarkan langsung melalui Zoom dan YouTube, menjangkau audiens dari berbagai belahan dunia.
“Kami percaya CILEM akan menjadi lokomotif gerakan keilmuan Islam yang adil, inklusif, dan humanis,” ujar Prof. Aan dalam sambutannya. Ia menegaskan bahwa CILEM merupakan wujud komitmen UIN Siber untuk menjawab tantangan zaman dengan cara yang progresif dan dialogis.
Forum Global, Pesan Universal
Dipandu oleh Nurul Bahrul Ulum, M.P.P., anggota CILEM yang penuh pesona, acara berlangsung khidmat dan sarat makna. Seminar internasional ini menghadirkan pembicara utama dari kalangan intelektual terkemuka seperti Prof. Greg Barton dari Deakin University Australia, yang mengulas warisan Gus Dur dalam mengusung Islam toleran dan pluralis.
“Gus Dur bukan hanya pemimpin Indonesia, tapi juga figur global dalam narasi Islam yang membebaskan,” ungkap Prof. Barton.
Pembicara lainnya, Samia Kotele, Ph.D. dari Lyon University, Prancis, menggambarkan benang merah perjuangan Kartini dan Gus Dur dalam mengadvokasi kesetaraan gender. Ia menekankan bahwa semangat emansipasi tidak mengenal batas negara.
Sementara itu, Nor Ismah, Ph.D. menyampaikan presentasi penuh semangat tentang peran Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) dalam membongkar dominasi patriarki dalam dunia fatwa. Ia menegaskan bahwa KUPI adalah ruang hidup bagi perempuan untuk menjadi subjek aktif dalam wacana keislaman.
Kolaborasi Global dan Arah Baru Kajian Islam
Momentum bersejarah ini juga diwarnai kehadiran tokoh-tokoh internasional seperti Prof. Rudolf Wirawan dari Adelaide University dan Ivan Chabibilah dari ICCCM Malaysia. Bersama Lala Bumela Sudimantara, Ph.D., mereka memaparkan framework BIMA (Bridging Intelligence, Mindfulness, and Awareness) sebagai pendekatan baru dalam studi Islam kontekstual.
“Melalui CILEM dan dukungan global ini, kita menunjukkan bahwa Islam Indonesia adalah sumber inspirasi dunia,” tegas Lala dalam sesi diskusi.
CILEM: Harapan Baru dari Cirebon untuk Dunia
Kelahiran CILEM menandai langkah berani UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dalam membawa wacana Islam moderat ke panggung dunia. Mengusung nilai mubadalah, CILEM bertekad menjadi pusat kajian hukum dan etika Islam yang ramah gender, pro-keadilan, dan berakar pada pengalaman masyarakat.
Dengan dukungan para akademisi, tokoh agama, dan mitra global, CILEM siap menjadi rumah intelektual baru yang mempromosikan Islam rahmatan lil ‘alamin dalam bahasa yang lebih inklusif, egaliter, dan progresif.
Dari Cirebon, sebuah pesan kuat disampaikan ke dunia: Islam Indonesia hadir untuk menawarkan harapan, merajut dialog, dan membangun masa depan bersama.