Cirebon (Kemenag) — Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam Suyitno menargetkan Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI) akan memulai perkuliahan perdana pada Semester Gasal Tahun Akademik 2021/2022. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Cirebon akan menjadi piloting penyelenggaraan perkuliahan sarjana dengan sepenuhnya digital dalam rangka menuju digital university.
Hal ini disampaikan Prof. Dr. Suyitno, M.Ag., Direktur Diktis saat memaparkan tahapan-tahapan UISSI di hadapan Tim Taskforce untuk UISSI, pimpinan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, pimpinan Diktis, serta perwakilan dosen Peguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang dinilai memiliki keahlian dalam pengembangan pembelajaran digital pada hari Sabtu, 20 Februari 2021 di Cirebon, Jawa Barat.
“Prodi PAI ini akan menjadi pioneer prodi-prodi UISI yang akan lahir setelahnya,” ujar Guru Besar asal UIN Palembang.
Harapan Direktur terhadap PAI sebagai pioneer ini bukan tanpa alasan. Sebagaimana diketahui, Prodi PAI IAIN Cirebon sebelumnya telah menjadi penyelenggara Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diselenggarakan secara blended learning. Bahkan, di tahun 2019 Prodi PAI IAIN Cirebon tingkat kelulusan mahasiswa PPG sangat tinggi, dan tertinggi ketiga di antara LPTK PTKIN lainnya.
“Tentu saja realitas tersebut sebagai modal awal; yang penting kita untuk menjawab keraguan terkait penerapan digital culture di tingkat dosen dan pengelola program studi. Jadi saya sangat optimis di tahun 2021 UISSI melalui Prodi PAI IAIN Syekh Nurjati Cirebon dapat memulai menerima mahasiswa baru untuk pembelajaran sepenuhnya daring,” tegas Suyitno yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri Palembang ini.
Di ujung pemaparannya, Direktur kembali menegaskan, bahwa sasaran UISSI tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tingkat lokal, tetapi juga memenuhi kebutuhan tingkat nasional, bahkan internasional.
“Banyak sekali warga negara Indonesia yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Mereka itu tidak mungkin dapat kuliah jika kita tidak memfasilitasi dengan model perkuliahan sepenuhnya siber. Jadi tidak hanya kelas level nasional, tapi juga internasional yang diselenggarakan UISSI,” pungkas Direktur.
Apa yang disampaikan Direktur Diktis tersebut sebagai tindak lanjut dari arahan kebijakan sehari sebelumnya dari Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani pada acara koodinasi tim taskforce Diktis dengan pimpinan IAIN Syekn Nurjati Cirebon.