Workshop Kepenulisan LabBKI: Dari Ide ke Artikel, Bekali Mahasiswa BKI Menulis Karya Ilmiah Berkualitas

UIN Siber Cirebon – Laboratorium Bimbingan Konseling Islam (LabBKI) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon melalui Divisi Penelitian dan Publikasi menggelar Workshop Kepenulisan bertajuk “Dari Ide ke Artikel: Panduan Praktis Menulis Karya Ilmiah yang Komprehensif” secara daring via Google Meet, Minggu (21/9), pukul 13.00–15.00 WIB.

Kegiatan ini merupakan program awal Divisi Penelitian dan Publikasi LabBKI sebagai wadah pembekalan mahasiswa dalam memulai penelitian dan mempersiapkan publikasi karya ilmiah, khususnya di jurnal bereputasi. Peserta workshop berasal dari relawan LabBKI dan mahasiswa BKI lintas semester yang antusias mengikuti sesi meski dilaksanakan di akhir pekan.

Kepala Laboratorium BKI, Mumtaz Afridah, M.Psi., dalam sambutannya menekankan pentingnya keterampilan menulis sebagai bekal mahasiswa menghadapi tantangan akademik maupun profesional di era digital. “Menulis adalah keterampilan dasar yang harus terus diasah. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya percaya diri dalam menulis, tetapi juga mampu membangun tradisi akademik yang kuat,” ujarnya.

Sesi inti diisi oleh alumni berprestasi Jurusan BKI angkatan 2021 sekaligus penerima beasiswa S2 rektor, Abdul Fikri, S.Sos., yang membawakan materi secara interaktif. Ia mengupas berbagai tantangan yang kerap dialami mahasiswa saat menulis, seperti perfeksionis, takut dinilai, terlalu fokus pada hasil, hingga kebingungan mencari inspirasi.

Untuk mengatasinya, Fikri menyarankan agar mahasiswa membiasakan diri menulis hal sederhana, misalnya melalui caption di WhatsApp atau media sosial lainnya. “Dalam karya ilmiah, kita harus tahu dulu gap penelitian yang ingin diisi. Gap itu bukan sekadar beda tempat atau waktu, tapi harus ada kebaruan dan hasil yang benar-benar berbeda,” tegasnya.

Fikri juga membagikan pengalamannya meneliti kondisi mental anak dari keluarga poligami, yang menunjukkan bahwa pola asuh dan situasi keluarga sangat memengaruhi kesehatan mental anak. Ia menekankan bahwa penelitian ilmiah harus berpegang pada verifiabilitas, originalitas, dan relevansitas.

Lebih lanjut, ia memberi motivasi kepada peserta untuk banyak membaca, memanfaatkan kesempatan presentasi di kelas, dan terus mengasah kemampuan berpikir kritis. “Dengan banyak membaca, kita memperkaya kosakata sekaligus membuka wawasan. Itu semua akan sangat membantu dalam proses menulis karya ilmiah,” tambahnya.

Workshop ini tidak hanya memberikan pemahaman teknis, tetapi juga membangkitkan semangat mahasiswa untuk berkontribusi pada pengembangan tradisi akademik melalui tulisan ilmiah yang berkualitas dan relevan.