Workshop Literasi Digital di Desa Tawangsari: Orang Tua Jadi Garda Terdepan Literasi Anak di Era Digital

UIN Siber Cirebon (Tawangsari) – Di tengah derasnya arus informasi dan maraknya penggunaan gawai oleh anak-anak, peran orang tua sebagai pembimbing literasi digital menjadi semakin krusial. Melihat urgensi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 10 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar Workshop Literasi Digital bertema “Peran Orang Tua dalam Membangun Literasi Anak di Era Digital”, yang berlangsung di Aula Desa Tawangsari.(15/08).

Acara ini menjadi wadah penting bagi para orang tua di Desa Tawangsari untuk memperkuat pemahaman sekaligus membekali diri dengan strategi menghadapi tantangan mendidik anak di tengah dunia digital yang kian kompleks.

Jawaban atas Keresahan Para Orang Tua

Workshop ini diinisiasi berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi awal mahasiswa KKN bersama warga, yang menemukan bahwa banyak orang tua merasa kewalahan dalam menghadapi kebiasaan anak yang semakin akrab dengan internet, media sosial, dan konten digital.

“Rendahnya literasi digital di kalangan orang tua bisa berdampak pada lemahnya pengawasan dan pendampingan anak. Di sinilah pentingnya peningkatan kapasitas orang tua agar bisa menjadi pendidik sekaligus sahabat dalam dunia digital anak,” ujar Putri Nabilah, moderator acara.

Bukan Ancaman, Tapi Peluang

Sebagai narasumber utama, hadir Bapak Bambang Setiawan, M.Pd., seorang praktisi pendidikan dan lulusan Magister Bimbingan dan Konseling. Dalam materinya yang berjudul “Peran dan Motivasi Orang Tua terhadap Perkembangan Literasi Anak di Era Digital”, beliau mengajak para peserta untuk memandang teknologi secara objektif.

“Era digital ibarat pisau bermata dua. Ia bisa menjadi sarana belajar yang luar biasa, namun juga bisa menjadi ancaman jika tidak disikapi dengan bijak. Di sinilah peran orang tua menjadi sangat penting,” ungkap Bambang.

Dengan pendekatan komunikatif dan penuh contoh kehidupan nyata, Pak Bambang menekankan bahwa peran orang tua bukan sekadar ‘mengawasi’, tetapi menjadi teladan, teman diskusi, dan sumber motivasi bagi anak. Ia juga memberikan berbagai tips praktis agar orang tua bisa membangun kedekatan dengan anak sekaligus menjaga mereka dari pengaruh negatif dunia maya.

Ruang Diskusi, Refleksi, dan Solusi

Acara ini tidak hanya bersifat satu arah. Diskusi terbuka, sesi tanya jawab, hingga curhat ringan dari para peserta turut mewarnai suasana workshop. Banyak orang tua mengaku bahwa selama ini mereka tidak tahu harus mulai dari mana dalam mengarahkan anak-anak di dunia digital.

“Kegiatan ini sangat membuka wawasan. Selama ini kami hanya tahu melarang atau membatasi, tapi ternyata ada banyak cara yang lebih baik dan membangun untuk mendampingi anak,” ujar salah satu peserta workshop.

Langkah Kecil, Dampak Besar

Workshop Literasi Digital ini membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari komunitas kecil. Ketika orang tua mendapatkan pemahaman dan keterampilan dasar, mereka tidak hanya menjadi pelindung anak di dunia nyata, tetapi juga di dunia digital.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa KKN dalam menjawab tantangan zaman, sekaligus menunjukkan bahwa literasi digital bukan hanya urusan teknologi, tapi juga tentang peran keluarga, nilai-nilai, dan keterlibatan orang tua.

Harapan untuk Keberlanjutan

Mahasiswa KKN Kelompok 10 berharap bahwa workshop ini menjadi titik awal gerakan literasi digital di Desa Tawangsari, serta memotivasi lebih banyak pihak untuk terlibat aktif dalam membentuk generasi yang cerdas digital, tangguh secara emosional, dan kuat secara moral.

“Teknologi bukan musuh, tapi sahabat—asal kita tahu bagaimana menggunakannya dan menanamkan nilai sejak dari rumah,” pungkas Bambang menutup sesi materi.

Poin Utama:

  • Workshop ini memperkuat kapasitas orang tua dalam mendampingi anak di era digital.
  • Literasi digital dipahami sebagai tanggung jawab bersama, bukan hanya sekolah.
  • Peran orang tua sangat krusial sebagai motivator, teladan, dan pembimbing anak dalam menggunakan teknologi secara bijak.
  • Acara ini membuka ruang dialog dan solusi bersama antara warga dan akademisi.

Tawangsari Bergerak Maju Bersama Literasi Digital!

Bersama KKN UIN Siber Syekh Nurjati, teknologi dikuasai, bukan menguasai.