UIN Siber Cirebon — Jurusan Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali menggelar kegiatan penguatan kompetensi guru biologi. Workshop bertema “Lingkungan sebagai Pendidikan Berkelanjutan: Peran Laboratorium dan Manajemen” ini diadakan di Gedung Jurusan Tadris Biologi dan Laboratorium MIPA. Sabtu, (21/12/2024).
Acara ini menghadirkan narasumber Dr. Novianti Muspiroh, M.Pd., yang memaparkan optimalisasi laboratorium sekolah, dan dua mahasiswa Tadris Biologi, Mohamad Sarjana dan Shalama Qowlam Fadila, yang memandu praktik pembuatan ecoenzim.
Workshop ini dihadiri oleh 34 guru biologi yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Biologi Kabupaten Cirebon. Ketua Jurusan Tadris Biologi, Dr. Evi Roviati, M.Pd., menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah.
“Kolaborasi ini adalah wujud kerja sama kelembagaan yang harus selaras dengan perkembangan dunia pendidikan. Sekolah mengetahui kebutuhan pembelajaran di kelas, dan ini menjadi pertimbangan kami dalam riset dan pengabdian,” ungkapnya.
Dalam presentasinya, Dr. Novianti menekankan pentingnya laboratorium sekolah sebagai pusat pembelajaran. Ia juga mengusulkan integrasi teknologi seperti laboratorium virtual dan augmented reality untuk mendukung praktikum di sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas.
“Lingkungan sekolah juga merupakan sumber belajar yang kaya untuk siswa, dan kami di UIN Siber siap mendampingi praktik baik secara langsung maupun digital,” ujarnya.
Sesi praktik pembuatan ecoenzim dipandu oleh Mohamad Sarjana dan Shalama Qowlam Fadila, finalis Innovillage dan Juara 2 OASE 2023. Mereka menjelaskan cara memanfaatkan sampah organik sebagai bahan pembuatan ecoenzim, yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti pembersih alami.
“Limbah organik di sekolah atau rumah tangga dapat dimanfaatkan. Proses pembuatan ecoenzim ini sederhana dan memiliki banyak manfaat lingkungan,” ujar Shalama.
Para peserta juga diajak mengunjungi laboratorium MIPA FITK, termasuk lab fisika, mikrobiologi, kimia, zoologi, serta kebun hidroponik. Mereka mencoba mikroskop digital dan melihat koleksi preparat serta awetan di laboratorium.
Salah satu guru peserta, yang tak dapat menyembunyikan antusiasmenya, menyatakan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain mempererat silaturahmi, kami mendapat ilmu baru yang bisa langsung diterapkan di kelas.”
Markana, M.Pd., perwakilan MGMP Biologi, menyebutkan bahwa tema workshop ini dipilih berdasarkan kebutuhan anggota. “Selain workshop, kerja sama kami meliputi bimbingan lapangan, penelitian bersama, dan peningkatan kompetensi guru,” tambahnya.
Workshop ini menjadi langkah konkret kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah untuk menciptakan pendidikan berkelanjutan, memperkuat kompetensi guru, dan mendukung pembelajaran berbasis lingkungan.