UIN Siber Cirebon — Keterampilan menulis kini menjadi senjata penting di era digital dan dunia kerja yang semakin kompetitif. Menyadari hal tersebut, UPT Pengembangan Karir Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar Writing Clinic 2025 pada 19–20 September 2025, bertempat di Lantai 3 Gedung Rektorat.
Dengan mengusung tema “Menulis sebagai Jalan Pengembangan Diri dan Karier”, kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan literasi, berpikir kritis, hingga membangun portofolio tulisannya.
Dari Ide hingga Aksi Nyata
Selama dua hari pelatihan, peserta tidak hanya dibekali teori, tapi juga praktik langsung seputar teknik menulis kreatif, membangun alur narasi, menyusun struktur tulisan, serta teknik penyuntingan dan publikasi karya.
Sejumlah narasumber profesional turut hadir membagikan wawasan, antara lain:
- Bakhrul Amal, S.H., M.Kn.,
- Husain Ali,
- Muhammad Jazuli, S.HI., M.I.Kom. (Ketua Pengaduan dan Kode Etik Dewan Pers RI).
Menulis: Bekal Masa Depan
Kepala UPT Pengembangan Karir, Wahyono, M.Pd.I, menyatakan bahwa kemampuan menulis bukan lagi sekadar kemampuan akademik, melainkan soft skill yang relevan lintas bidang.
“Kemampuan menulis melatih mahasiswa berpikir sistematis, komunikatif, dan reflektif—kemampuan yang sangat dicari di dunia kerja, baik di ranah kreatif, akademik, maupun birokrasi,” ujar Wahyono.
Antusiasme dan Dampak Nyata
Kegiatan ini disambut antusias oleh para mahasiswa. Salah satunya, Isep Supriana, mengungkapkan bahwa Writing Clinic membantunya mengatasi ketakutan dalam menulis:
“Biasanya saya merasa menulis itu berat dan membingungkan. Tapi sekarang saya jadi lebih percaya diri untuk mulai menulis opini atau artikel ringan,” tuturnya.
Senada dengan itu, peserta lain bernama Dina menyebutkan bahwa pelatihan ini memberinya lebih dari sekadar ilmu:
“Saya tidak hanya belajar menulis, tapi juga mendapat motivasi. Ternyata tulisan bisa menjadi jembatan menuju peluang karier.”
Langkah Menuju Budaya Literasi Kampus
Kegiatan Writing Clinic 2025 ditutup dengan sesi presentasi hasil tulisan para peserta, yang menjadi bukti nyata transformasi selama pelatihan. Panitia berharap, inisiatif ini bisa terus berlanjut dan menjadi bagian dari upaya membangun budaya literasi kritis di lingkungan kampus.
“Kami ingin Writing Clinic menjadi ruang tumbuh bagi penulis muda, dan sekaligus menjadi bekal mahasiswa untuk bersaing secara profesional,” tutup Wahyono.