Di Wisuda ke-XXV, Rektor Bicara Soal Spirit Transformasi Kelembagaan IAIN Cirebon

IAIN Syekh Nurjati Cirebon melaksanakan sidang senat terbuka dalam rangka wisuda ke-XXV, Raabu (2/11/2022), di Swiss-Belhotel Cirebon. Wisuda sendiri dilaksanakan selama dua hari, yaitu Rabu-Kamis (2-3/11/2022). Di hari pertama, ada 736 mahasiswa yang diwisuda dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).

Dalam pidatonya, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, H Sumanta Hasyim mengucapkan, era industri 4.0 saat ini menuntut pendidikan Islam untuk mampu mengantisipasi
penemuan baru dalam kajian keilmuan dan tantangan baru (the new challenges).

“Pendidikan Islam dalam hal ini adalah sistem pendidikan yang mengupayakan dan melatih peserta didik
agar mampu mengambil sikap dan tindakan hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual berdasarkan nilai-nilai etika Islam,” ujarnya.

Ia menambahkan, pendidikan Islam juga diartikan sebagai proses pengembangan potensi kreatif peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berkepribadian muslitl, cerdas, terampil, berbudi pekerti dan juga bertanggung jawab
terhadap diri, bangsa dan agamanya.

“Manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai pribadi tidak terpisah dari pemahaman akan kehidupan intelektual spiritual. Persoalan-persoalan manusia – masyarakat modern utamanya tidak terlepas dari hakikat manusia itu sendiri,” katanya.

“Karena bagaimanapun hubungan lslamic Science dan Dirasah
Islamiyah yang integratif memiliki konsekuensi dan implikasi berupa perluasan akses pendidikan ilmu keagamaan sekaligus penyelenggaraan pendidikan yang mampu menjabarkan
nilai-nilai universal Islam. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi spirit transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon,” katanya.

Rektor juga mengatakan, integrasi sangat diperlukan dalam pendidikan sebagai upaya untuk memadukan ilmu agama (lslamic Studies/Dirasah Islamiyah) dengan ilmu umum (Islamic Science). Dan dalam pengimplementasiannya, proses integrasi ilmu agama dan ilmu umum harus mampu menawarkan muatan nilai kearifan budaya lokal (local wisdom) yang merupakan bagian dari
nilai-nilai Islam yang universal.

Menurutnya, dalam
pengimplementasiannya, proses integrasi ilmu agama dan ilmu umum harus mampu menawarkan muatan nilai kearifan budaya lokal (local wisdom) yang merupakan bagian dari
nilai-nilai Islam yang universal sebagai upaya dalam menjawab berbagai macam tantangan di
era 4.0 ini.

“Dalam mewujudkan hal tersebut, IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengupayakan
rekonstruksi paradigma keilmuan yang multi dimensional dengan menjadikan agama sebagai
basis ilmu pengetahuan. Tujuannya, IAIN Syekh Nurjati Cirebon mampu mengembangkan bukan sekedar proses pendidikan searah, tetapi proses pendidikan multidimensi yang mampu
menyeimbangkan antara akal dan wahyu sehingga mampu mewujudkan pengembangan spiritual, intelektual, dan sosial dari seluruh sivitas akademika IAIN Syekh Nurjati Cirebon,” ungkapnya.

Oleh karena itu, tambahnya, transformasi kelembagaan IAIN Syekh Nurjati Cirebon harus dibarengi dengan semangat pembangunan yang ‘Unggul Termuka dan Berakhlak Mulia’.

Sementara itu, Dekan FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon H Farihin Nur mengucapkan terimakasih kepada rektor dan jajaran pimpinan atas pelaksanaan wisuda teri.

” Kali ini, FITK mewisuda 736 mahasiswa. Ini adalah starting poin, bagaimana lulusan mampu mengimplementasikan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman selama kuliah dalam kehidupan real di masyarakat, serta bisa menyinari masyarakat sekitarnya,” tuturnya.

Menurutnya, wisudawan FITK harus mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan dan kemajuan.

“Juga harus mampu respon segala hal yang terjadi di masyarakat. Selalu melakukan pembaharuan, tidak semata hidup dalam memori masa lalunya, serta harus berpikir ke depan,” katanya.