Ittihadu Atthalaba Al Lughah Al Arabiyah bi Indunisia (ITHLA) yang merupakan organisasi Persatuan Mahasiswa Bahasa Arab Indonesia atau yang dikenal dengan ITHLA menggelar Muktamar secara virtual dengan menggunakan zoom meeting dan chanel youtube. Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Dr. H. Sumanta, M.Ag (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon) dan Drs. H. Nashrudin Azis, S.H (Wali Kota Cirebon). Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani (Direktorat Jenderal Kementerian Agama RI) yang diikuti oleh 1.229 peserta secara online. Dr. H. Sumanta, M. Ag dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dengan terlaksananya kegiatan tersebut dimana IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi tuan rumah Muktamar ITHHLA ke IX tahun ini. Kamis (29/07)
Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani (Dirjen Kemenag RI) dalam sambutannya beliau juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. H. Sumanta, M.Ag (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon) dimana IAIN Syekh Nurjati Cirebon bersedia menjadi tuan rumah Muktamar ITHLA ke IX yang dilaksanakan secara onliene tahun ini.
Dalam sambutannya beliau menyampaikan, ITHLA yang sedang melakukan transformasi untuk berdikari berharap harus tetap mempertimbangkan wasathiah, mengedepankan unsur kemahasiswaan, ke-Indonesiaan dan berbahasa Arab sehingga mampu menjadi aspek insan yang memperkokoh, menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dan jangan melupakan kebudayaan.
Perkembangan bahasa Arab di dunia mengalami perkembangan yang pesat, dilihat dari konteks global dimana di benua Eropa, Asia Timur, studi Bahasa Arab mengalami perkembangan yang signifikan dalam dekade ini, penduduk yang menggunakan bahasa Arab merupakan terbesar ke lima setelah Cina, Spanyol, Inggris dan Kurdu. Dilingkup Asia Timur (Cina, Korea Slatan dan Taiwan) studi Bahasa Arab menjadi Bahasa asing kedua setelah Bahasa Inggris. Bahasa Arab Penting kedudukannya dalam agama Islam, terutama di negara Indonesia yang mayoritas Islam, tetapi jangan melupakan konteks kebudayaan yang ada di Indonesia.
Beliau berpesan, ITHLA yang sedang berdikari bertransformsai baik dalam manajemen, organisasi dan yang lainnya harus tetap bersikap wasathiah. Sikap wasathiah atau moderasi beragama sejatinya menjadi pondasi dalam kerangka mewujudakan umatan washatan, salah satu ciri umatan washatan adalah dengan mengutamakan musyawarah, maka, mari kedepankan aspek musyawarah pada muktamar kali ini sebab, dengan musyawarah aspek keadilan akan dapat mudah diraih.
Dengan musyawarah yang baik kali ini , beliau berpesan Muktamar ITHLA ke IX kali ini melakukan pengembangan, penguatan, perluasan ikhtiar-ikhtiar dan peran paling tidak mencakup lima hal : 1. Mengkampanyekan Bahasa Arab sebagai Bahasa penyebar perdamaian dan ajaran toleransi, 2. ITHLA Sebagai wadah bagi anak muda untuk mengembangkan talenta kebahasaan dan sebagai saluran administasi dan kepemimpinan, 3. ITHLA perlu membangun jaringan di luar negeri untuk kampanye kebahasa araban atau moderasi di tingkat global. 4. ITHLA yang memiliki jarinan seluruh Indonesia menjadi modal untuk pertukaran budaya, kulture, tradisi dan kearifan local. 5. ITHLA sebagai wahana disiplin dalam belajar Bahasa Arab.
Sementara itu, Drs. H. Nashrudin Azis, SH. (wali kota Cirebon) dalam kesempatan via zoom meeting juga senada dengan rektor, beliau sangat mengapresiasi kegiatan ITHLA yang menjadikan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sebagai tuan rumah diselenggarakannya Muktamar ITHLA IX. Beliau menambahkan, “Meskipun kegiatan ini dilaksanakan secara virtual, namun ternyata tidak membatasi kreativitas mahasiswa untuk menyelenggarakan Muktamar ITHLA yang didalamnya ada beberapa Webinar Nasional maupun Internasional. Kegiatan ini merupakan wujud bakti kebangsaan kita di tengah pandemi yang memaksa semua pihak untuk beradaptasi dengan media baru.”
Kegiatan Muktamar ITHLA ke IX kali ini berjalan lancar, dengan menampilkan hadrah, tari topeng, gamelan dan musik akuistik yang diperankan oleh mahasiswa-mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon, sehingga pembukaan Muktamar ITHlA berjalan seperti yang diharapkan.