Alumni IAN Cirebon Jadi Duta Perdamaian, Kenalkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin dan Kota Wali ke Seluruh Dunia

Hassan Al-Banna (Alumni S2 Jurusan Ekonomi Syariah) menjadi Duta Perdamaian Dunia di Inggris. Rabu (20/11)

PRESTASI membanggakan kembali diraih Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Pasalnya, salahsatu alumninya dari program pascasarjana Jurusan Ekonomi Syariah, Hassan Al-Banna berhasil menjadi Duta Perdamaian Dunia dan dikirim untuk mensyiarkan keindahan Islam di Indonesia ke Inggris. Hassan menjelaskan, keberangkatannya ke negeri Ratu Elizabeth itu adalah program Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang bernama “English for Ulama”.  Selain dia, ada 4 orang lainnya yang diberangkatkan dan kemudian disebar ke lima kota di negara tersebut, yaitu London, Bristol, Glasgow, Manchester, dan Birmingham. Bahkan, pada tahun 2020 mendatang dirinya juga menjadi salahsatu kandidat yang akan diberangkatkan lagi ke Amerika dengan program yang sama. Rabu (20/11).

Di sana kami melakukan sharing budaya dan berdakwah tentang keindahan Islam. Kita sharing antar agama ke masjid-masjid dan diskussi dengan lintas agama, jadi di sana kita juga melakukan diskusi juga dengan pemuka agama lain. Alhamdulillah sambutannya luar biasa baik.”  Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum yang beralamat di Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon ini juga mengenalkan Cirebon dengan predikat Kota Wali ke masyarakat Inggris. Hal itu disampaikannya dalam sejumlah forum yang diadakan di sana dan dihadiri masyarakat, pemuka agama, wali kota, menteri-menteri yang menangani urusan agama di Inggris, bahkan dalam salahsatu kesempatan juga ada menteri dari Afrika.

“Mereka mengenal Indonesia sebagai negara dengan populuasi muslim terbesar di dunia. Saya menyampaikan, setelah merdeka, di era reformasi ini kita menganut sistim demokrasi. Kita memang menjadi negara dengan populasi Islam terbesar di dunia, tapi kita menerima demokrasi dengan nilai-nilai islam yang selaras dengan Indonesia. Bahkan saya juga menyampaikan, bahwa kami berasal dari Cirebon dengan predikat Kota Wali dimana kehidupan Agama Islam di masyarakat dan sejarahnya yang begitu kuat,” jelas Hassan.

Dia mengungkapkan, sebenarnya keberangkatannya tersebut tidak membawa isu terkait terorisme yang selalu dikaitkan dengan Islam. Namun, kata Hassan, isu tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan sudah menjadi isu internasional. Sehingga banyak juga sejumlah pihak yang menanyakan terkait hal tersebut.

“Kami kesana tidak membawa isu terorisme, tapi banyak juga yang menanyakan hal itu. Kami kesana membawa misi untuk menyampaikan Islam yang moderat. Saya juga di sana menyampaikan terkait terorisme bukan hanya islam, tapi juga di negara mayoritas non muslim juga banyak terjadi. Bahkan, banyak juga pertanyaan terkait isu agama dan kondisi politik di Indonesia,” paparnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengungkapkan, pihaknya merasa bangga atas keberhasilan yang telah diraih salahsatu alumninya tersebut. Pasalnya, kata dia, hal itu tidak hanya dapat membawa nama baik kampus, melainkan dapat mengenalkan Islam yang rahmatan lil alamin, khususnya untuk Cirebon dengan predikat Kota Wali ke seluruh dunia melalui misi yang ia emban.

“Saya sangat senang dan bangga, karena anak ini bisa membawa, bukan hanya nama baik kampus, tapi juga dapat memperkenalkan Islam yang rahmatan lil alamin. Khususnya untuk Cirebon sebagai Kota Wali yang tidak hanya dalam tataran lokal maupun nasional, tapi juga  hingga internasional, yaitu ke seluruh dunia,”(Rektor).

Menurutnya, dari perspektif sejarah, Cirebon yang dibangun oleh salahsatu wali yang ada di Indonesia, yaitu Suanan Gunungjati berhasil menciptakan sebuah kota yang masyarakatnya dapat hidup nyaman berdampingan di antara sejumlah kepercayaan lainnya. Hal itu merupakan salahsatu dari wujud Islam yang rahmatan lil alamin. Nilai-nilai dasar yang ada di Cirebon, yaitu pesan para wali yang dengan kesejukan dan keramahannya dan tidak menggunakan kekerasan dalam melakukan syiar Islam. Bagaimana para wali itu bisa menempatkan agama dan budaya bisa dikompromikan sehingga tidak ada konflik. Ini harus tersampaikan, bukan hanya di tataran lokal, tapi juga hingga nasional maupun internasional. Untuk itu harapan kami,  semoga Hassan Al-Banna ini bisa menjadi tauladan dan bisa memberikan inspirasi terhadap teman-temannya dan seluruh mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Sehingga hal ini dapat memunculkan rasa optimisme, harapan yang besar terhadap kiprah mereka, tidak hanya lokal, maupun nasional, tapi juga hingga internasional,” (Rektor).