Peresmian Gedung SBSN FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon Secara Virtual oleh Plt Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag

Institut Agama Islam Negeri  (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon meresmikan Gedung Ruang Kuliah Baru (RKB) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Peresemian tersebut dilakukan secara virtual melalui zoom sekaligus dengan mengadakan seminar online, Kamis (16/7).

Rektor IAIN Syekh Nurjati (SNJ) Cirebon, Dr. H Sumanta Hasyim,M.Ag, pada sambutan virtualnya di Seminar Online Nasional dan Peresmian Gedung SBSN, FITK IAIN SNJ Cirebon, mengucapkan terimkasih atas bantuan tersebut kepada Kementerian Agama Republik Indonesia.

Menurutnya, pembangunan RKB ini, merupakan bantuan dari Kementerian Agama RI pada tahun 2019 sebesar Rp 30 miliar dan sudah terserap 100 persen.

“Kami civitas akademika IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Agama RI atas bantuan gedung SBSN ini,” kata Sumanta.

Sumanta juga menjelaskan, sebelum dibangun, Pak Direktur sempat meninjau ke kampus IAIN SNJ Cirebon dan setelah itu, bantuan turun.

“Kini tiga fakultas sudah menempati gedung baru. Mudah-mudahan sarana dan prasarana yang ada dapat dipelihara dan dirawat sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik,” pinta Sumanta kepada seluruh civitas akademika IAIN SNJ Cirebon.

Sambutan Rekor IAIN Syekh Nurjati Cirebon Dr. H. Sumanta, M.Ag, pada persmian Gedung SBSN FITK melalui virtual

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kamarudin Amin melalui Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Arskal Salim  memimpin langsung peresmian gedung FITK secara virtual  disaksikan seluruh petinggi IAIN Cirebon.

Dalam sambutannya, Arskal mengatakan, sebagai perguruan tinggi representasi Islam, IAIN Cirebon tak hanya dituntut dalam membangun fasilitas bagi mahasiswanya. Juga diharapkan menjadi poros kajian Islam terpadu di Jawa Barat yang memoderasi pemikiran Islam masakini.

“Membangun gedung kuliah baru bukan hanya membangun fisik. Tapi yang paling penting membangun manusia di dalamnya baik peserta didik, tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan,” ungkap Arskal.

Asrkal mengungkap, perkembangan zaman menuntut perguruan tinggi selalu berinovasi. Era digital ditandai dengan kuatnya arus informasi di berbagai platform yang bisa diakses publik secara luas.

Hal itu berdampak pada bergesernya ‘standar kebenaran’ yang tak ditentukan oleh kepakaran, melainkan ketenaran tokoh.

“Orang yang punya pengetahuan yang sekedarnya tapi terkenal lebih banyak diikuti dibanding pakar yang belajar bertahun-tahun tapi tidak terkenal,” ucap dia.

Oleh karenanya, Arskal meminta akademisi di PTKI mampu merespon tantangan zaman tersebut.

“Walaupun nanti akan kembali kuliah tatap muka, tapi kuliah daring jangan ditinggalkan. Dosen-dosen mulainya membuat video kuliah yang diunggah sehingga bisa diakses mahasiswa kapan saja,” tukas dia.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag. meresmian  Gedung SBSN FITK melalui virtual

Sementara itu, Dekan FTIK, Dr. H. Farihin, M.Pd, menambahkan, gedung RKB FITK dibangun sejak Mei 2019 hingga Desember 2019. Terdiri dari 5 lantai.

Lantai 1 diperuntukan untuk kantor pimpinan fakultas pelayanan umum dan akademik, mushalah, dan perpustakaan. Lantai 2, 3 dan 4 berisi ruang-ruang prodi dan dan ruang kuliah. Sedangkan di lantai 5 digunakan untuk auditorium.Gedung RKB FITK sudah digunakan sejak 17 Juni lalu untuk perkantoran dan sidang munaqasah (skripsi). Namun, aktivitas belajar mahasiswa masih menggunaan sistem daring dari rumah.

“Alhamdulillah gedung ini sudah rampung 100 persen dengan begitu banyak fasilitas. Baik untuk kegiatan perkuliahan, kegiatan perkantoran, kegiatan penelitian dan sebagainya,” tutur Farihin.

Dikatakannya, Tahun ini, FITK bakal menerima sekitar 1.000 mahasiswa baru. Dengan kuota per rombongan belajar (Rombel) 35 mahasiswa. Pendidikan Agama Islam (2), Pendidikan Bahasa Arab (3), Pendidikan Bahasa Indonesia (3), Tadris IPA Biologi (3), IPS (2), Pendidikan Bahasa Indonesia (3), Manajemen Pendidikan Islam (2), Pendidikan Anak Usia Dini (3), dan Pendidikan Guru MI (3).