“Tantangan Spiritual Mahasiswa BKI: Memperdalam Ilmu Psikoterapi/ Ruqyah Spiritual dalam Kunjungan Ziarah Kubur”

IAIN Cirebon – Mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI) semester 5 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menjalankan kegiatan kunjungan spiritual (ziarah) di Maqbaroh Sunan Gunung Djati. Kegiatan yang dipandu oleh Basiran, S.Ag., MA, sebagai pembimbing, mengusung tema utama “Penguatan Kualitas Religius melalui Kunjungan Spiritual” yang berlokasi di Kabupaten Cirebon. Minggu, (19/11/2023).

Basiran membersamai Mahasiswa BKI semester 5 kelas F, menjalankan kegiatan kunjungan spiritual (ziarah) di Maqbaroh Sunan Gunung Djati.

Menurut Basiran, tujuan utama dari kunjungan spiritual ini adalah untuk memperkuat dan memperdalam aspek spiritualitas dan kualitas religius mahasiswa BKI. “Kunjungan ini merupakan bagian integral dari kurikulum BKI yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai keagamaan serta memperkaya pengalaman spiritual mahasiswa dalam konteks praktik kehidupan sehari-hari,” ungkap Basiran.

Kegiatan dimulai dengan ziarah kubur di Maqbaroh Sunan Gunung Djati, di mana mahasiswa diajak untuk merenung dan merasakan ketenangan dari suasana yang penuh makna ini. Ziarah kubur menjadi momen refleksi yang mendalam bagi para mahasiswa untuk mengenang jasa-jasa tokoh agung yang telah memberikan warisan spiritual bagi masyarakat.

Basiran membersamai Mahasiswa BKI semester 5 kelas F, menjalankan kegiatan kunjungan spiritual (ziarah) di Maqbaroh Sunan Gunung Djati.

“Dengan ziarah kubur ini, kami berharap mahasiswa dapat mengambil hikmah dari kehidupan Sunan Gunung Djati serta mengaplikasikan nilai-nilai spiritualitasnya dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Basiran.

Selain itu, Basiran, S.Ag., MA, sebagai pembimbing kegiatan, menyampaikan bahwa selain ziarah kubur, kegiatan ini juga memberikan wawasan tentang ilmu  psikoterapi/ruqyah spiritual kepada mahasiswa. “Pemahaman tentang psikoterapi/ruqyah spiritual merupakan bagian penting dari aspek konseling spiritual yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Basiran.

“Kegiatan ini juga merupakan sarana untuk memperkuat ikatan emosional dengan akar sejarah keagamaan yang ada di Cirebon. Melalui interaksi langsung dengan lingkungan spiritual ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih menghargai nilai-nilai lokal dan kearifan spiritual yang telah menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Cirebon”. tandas Basiran.

BKI semeter 5 kelas F, kegiatan kunjungan spiritual (ziarah) di Maqbaroh Sunan Gunung Djati.

Dr. Jaja Suteja, M.Pd.I., dosen pengampu mata kuliah Konseling Spiritual, menegaskan pentingnya pengalaman lapangan dalam mendalami aspek spiritualitas dalam konseling. “Kegiatan lapangan ini memberikan wawasan praktis yang tidak bisa didapatkan dari teori belaka. Presentasi di depan kelas akan menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk berbagi pengalaman dan pemahaman yang mereka dapatkan,” ungkap Dr. Jaja.

Kunjungan spiritual yang memadukan ziarah kubur dengan pengenalan ilmu ruqyah spiritual menjadi sebuah pengalaman berharga bagi mahasiswa BKI IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dengan harapan untuk mendalami lebih dalam ilmu psikoterapi/ ruqyah spiritual, mereka akan menyusun laporan perkelompok yang akan menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bersama di kelas.

Foto bersama BKI semester 5 kelas F, kegiatan kunjungan spiritual (ziarah) di Maqbaroh Sunan Gunung Djati.

Sebanyak 27 orang mahasiswa dari prodi BKI semester 5 kelas F, mengikuti kegiatan kunjungan spiritual dan psikoterapi/ruqyah spiritual. Kegiatan ini merupakan bagian dari Tugas lapangan/ observasi pada mata kuliah Konseling Spiritual yang dipimpin oleh Dr. Jaja Suteja, M.Pd.I., dosen pengampu mata kuliah tersebut. Dan hasilnya akan dibuat perkelompok dan di presentasikan di depan kelas nantinya. ujar Muhammad Nurhasan, Kosma BKI 5 kelas F.

“Kunjungan spiritual ini menjadi momen berharga bagi mahasiswa BKI semester 5 kelas F, IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk memperdalam pemahaman mereka tentang aspek spiritualitas dalam agama dan sekaligus menjadikan mereka lebih terkoneksi dengan nilai-nilai kearifan lokal. Dengan hati yang penuh rasa syukur dan pengalaman yang tak ternilai, mereka kembali dengan harapan untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang didapat dalam kehidupan sehari-hari”. ungkap Nurhasan.

Lanjut Nurhasan, selain itu, kegiatan ini juga diarahkan untuk menjadi bahan dalam pembuatan laporan kelompok yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas. Dalam laporan perkelompok tersebut, mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan pengalaman, pemahaman, serta penerapan ilmu ruqyah spiritual yang mereka peroleh selama kunjungan. pungkasnya.