IAIN Cirebon Dukung Tata Ulang Model Pembinaan Kemahasiswaan

M. Andi Hakim, M.Hum, delegasi dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi tim perumus modul pada Koordinasi Program KIP Kuliah Persiapan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (DIKLATPIM) dengan tema “Mencetak Pemimpin Cerdas, Moderat dan Berkarakter”.

Jakarta – Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama menggagas redesain model pengembangan dan pembinaan kemahasiswaan. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukanrapat kordinasi kegiatan kemahasiswaan dalam agenda penyusunan Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (Diklatpim). Rapat tersebut diselenggarakan di Jakarta pada 5-6 November 2020

Kegiatan Penyusunan Modul Diklatpim diinisiasi oleh Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan dengan mengundang 55 aktivis dan mantan aktivis lintas generasi yang pernah berkicimpung di kampus PTKI. Ruchman Basori, M.Ag selaku Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan menuturkan bahwa diklat tersebut diberikan bagi aktivis mahasiswa pada beberapa tingkatan.. “Diklat kepemimpinan tingkat dasar (Fakultas), tingkat lanjut (Universitas) dan tingkat nasional, dengan berbagai syarat dan kriteria” (Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan).

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, M.T menyampaikan dalam sambutanya bahwa model kepemimpinan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan sifatnya Fathonah, Amanah, Siddiq dan Tabligh (FAST) itulah yang menjadi pedoman kita. Beliau jugan menandaskan bahwa pemimpin harus progresif dan akseleratif dalam meramu terobosan dan inovasi dalam berbagai bidang. Mahasiswa harus cerdas menggunakan daya pikirnya termasuk mengatasi masalah-masalah kehidupan. “Makna fathonah juga bisa diperluas dengan kemampuan mengantisipasi dan meprediksi masa depan (futuristic), Sifat siddiq juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar memeiliki kepercayaan (trust) yang kuat di mata pengikutnya, Sementara sifat tabligh juga sangat diperlukan bagi para pemimpin yaitu kapasitas berkomunikasi dan berkoordinasi untuk menggerakan roda organisasi.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Prof. Dr. Suyitno, M.Ag mengatakan redesain pengembangan dan pembinaan mahasiswa penting dilakukan untuk merespon berbagai perubahan sosio-politik bangsa. “Tantangan revolusi industri 4.0 dan munculnya lapisan baru millenial Indonesia menjadi salah satu faktornya” (Diktis).

Hal ini dikuatkan oleh M. Andi Hakim, M.Hum, dosen Bahasa dan Sastra Arab IAIN Syekh Nurjati yang ditunjuk sebagai satu dari 16 delegasi PTKI Se-Indonesia menjadi tim perumus modul Diklat memberikan apresiasi kepada Kementerian Agama untuk melakukan upgrading dan pembaharuan konsep pendidikan kepemimpinan mahasiswa. Pemahaman tentang SDGs, revolusi industri 4.0, society 5.0, visi Indonesia Emas 2045, pragmatisme mahasiswa dan wawasan moderasi beragama menjadi urgen untuk dikaji dan dipahami.  “ Modul Diklat ini menjawab kebutuhan dan tantangan zaman terutama yang dihadapi mahasiswa dibawah binaan Kementerian Agama”.

Selain itu pada kesempatan yang berbeda, Dr. Rohmat Mulyana, M.Ag Plt. Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam mengatakan modul diklatpim akan menjadi karya yang monumental sebagai piranti mencetak generasi muda yang cakap menjawab masalah-masalah bangsa. “Saya menyambut baik inisiasi Diktis untuk membenahi modul diklat untuk mengantarkan mahasiswa menyambut masa depan.