ICON UCE Ke IV di IAIN Cirebon Resmi Dibuka Oleh Dirjen Pendis Kemenag RI

Sesi foto bersama kegiatan International Conference on University Community Engagement (ICON UCE) 2022. 

International Conference on University Community Engagement (ICON UCE) 2022 di IAIN Syekh Nurjati Cirebon di buka langsung oleh Prof. Dr. H. Ali Ramdhani (Direktur Jenderal (Dirjen) Pendis Kemenag RI), kegiatan tersebut menjadi ajang bagi akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) saling bertukar pandangan mengenai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, kegiatan dihadiri oleh delegasi dari berbagai PTKI seluruh Indonesia yang didalmanya termasuk unsur pimpinan dari rektorat, penajaminan mutu dan peserta confrence. Kegiatan juga dihadiri oleh Bupati Cirebon Drs. H. Imron, M.Ag, Selly Andriany Gantina, A. Md (Anggota DPR RI), unsur kepolisian, unsur TNI dan lain-lain.

Pada event tersebut diluncurkan pula buku Metodologi Pengabdian Masyarakat versi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) RI. Rupayanya, implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama dalam bidang pengabdian kepada masyarakat jadi isu strategis pada akademisi PTKI. Senin (24/10)

Beliau dalam sambutannya mengatakan, saat ini masih terdapat jarak lebar antara keilmuan yang dikembangkan di Perguruan Tinggi khususnya PTKI dengan realitas yang terjadi di masyarakat. Beliau menyinggung, disparitas yang terjadi disebabkan belum optimalnya integerasi Tri Dharma Perguruan Tinggi antara pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal itulah yang mendorong diluncurkannya buku Metodologi Pengabdian Masyarakat yang bakal jadi pedoman seluruh PTKI.

Beliau menginginkan, PTKI jangan hanya menjadi kampus unggul hanya bagi masyarakat kampus. Juga punya kepedulian besar untuk merancang tumbuh dan bangkitnya peradaban. Sebab itulah, implementasi pengabdian kepada masyarakat harus terintegerasi dengan beragam disiplin ilmu yang dikembangkan perguruan tinggi.  “Perguruan tinggi adalah episentrum peradaban. Kehadirannya, kalau dalam bentuk gedung, tidak boleh hanya jadi menara gading yang hanya elok dipandang. Tapi harus jadi mercusuar yang juga berfungsi menyinari peradaban“.