RMB Syekh Nurjati Gelar Khataman dan Ijazah Kubro Virtual Pertama Kitab Nabiyyurahmah

Senin (10/05). Rumah Moderasi Beragama IAIN Syekh Nurjati (RMB Sejati) bekerjasama dengan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), JalaStoria, AMAN Indonesia, BPIP RI dan mubadalah.id menggelar Khataman dan Ijazah Kubro Kitab Nabiyyurahmah. Kegiatan yang berlangsung secara daring tersebut merupakan puncak dari gelaran program talkshow ramadan salam, yang digelar selama bulan puasa. Kajian kitab karya Dr. H. Faqihudin Abdul Kodir, Lc., MA dibedah oleh beberapa tokoh nasional, antara lain: Prof. Azyumardi Azra, Ph.D (Presiden AMAN Indonesia), KH. Helmi Ali Yafie (KUPI), Mayjen Dudung Abdurrachman, MM (Pangdam Jaya), Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo (Gubernur Lemhannas RI), Ruby Kholifah MA (AMAN Indonesia), Dr. Ninik Rahayu, MS (Direktur JalaStoria), Henny Supolo Sitepu, MA (Yayasan Cahaya Guru).

Dr. H. Faqihudin Abdul Kodir, Lc., MA menuturkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memperdalam wawasan keislaman, utamanya merespon problematika kebangsaan dan keindonesiaan dengan perspektif islam rahmatan lil alamin sebagai pondasi utama. Selain itu menurutnya, melalui kitab tersebut, diskursus tentang perspektif moderasi dalam pemahaman teks-teks keagamaan dan praksis sosial dikaji dengan baik. “Bagaimana perspektif moderasi dalam pemahaman teks-teks keagamaan ini bukan hanya menjadi standar operasional dalam kajian tetapi juga merasuk dan membudaya dalam kehidupan praksis sosial” Imbuh penulis kitab yang juga ketua RMB Syekh Nurjati.
Kegiatan puncak tersebut diawali dengan pembacaan khataman oleh M. Ikhwanudin (Universitas Muhammadiyah Surabaya) dan Nur Kholilah Mannan (PP Nurul Islam Sumenep Madura), serta doa khataman oleh Nyai Hj. Durrotul Ma’munah, M.Pd (PP Asy-Syamsuriah Brebes). M. Maimun, MA, MSI selaku Penanggungjawab Kegiatan dan sekretaris RMB Sejati menuturkan bahwa peserta kegiatan berjumlah ratusan dan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, dari akademisi, mahasiswa, santri hingga ulama, utamanya yang mengkaji kitab Nabiyyurahmah. “Antusiasme yang besar ditunjukan sejak pendaftaran, dan partisipasi peserta sepanjang forum, dari khataman, talkshow hingga peng-ijazahan” Tambah Maimun.
Pada kegiatan talkshow puncak yang digelar, hadir sebagai narasumber Drs. KH Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama RI 2014-2019), Dr. KH. Marzuki Wahid (Dosen IAIN Syekh Nurjati), Dr. Ninik Rahayu, MS (Direktur JalaStoria), dan Ruby Kholifah MA (AMAN Indonesia).
Lukman Hakim Saifuddin menguraikan bahwa kondisi faktual keberagamaan kita saat ini berada pada dua titik ekstrem, sehingga perlu ada pemahaman dan upaya untuk memoderasi cara beragamanya, bukan agamanya. Selain itu menurutnya bahwa realitas keindonesiaan kita berada pada dua hal penting, yaitu keberagaman (pluralitas) dan keberagamaan (religiusitas). Kebangsaan dan keagamaan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Maka ajaran rahmah menjadi penting, terkait dengan persaudaraan sebangsa. “Maka, akhlak mulia menjadi puncak dari ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin dengan pemahaman agama yang penuh cinta dan kasih sayang seperti yang diuraikan dalam kitab Nabiyyurahmah.” Tutur LHS, sapaan akrabnya.


Sejalan dengan hal itu, Dr. Ninik Rahayu, MS menyebutkan bahwa misi agama adalah untuk menciptakan perdamaian, menuntut cara hidup dengan penuh kasih sayang, bukan justru dengan melegalisasi praktik kekerasan. “Bahkan agama mampu menyelesaikan problematika kebangsaan melalui nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin dan konstitusi kita sudah memberikan jaminan terhadap praktik kehidupan beragama masyarakat Indonesia” Ungkap Ninik.
Hal ini dikuatkan oleh statement KH. Marzuki Wahid merespon masih tumbuh subur nya praktik kekerasan dan intoleransi dalam beragama. Menurutnya, semakin kita mampu mendalami ilmu agama, justru kita akan menjadi pribadi yang lembut, arif, bijak dan rahma, . bukan justru sebaliknya. Oleh karena itu menurutnya, Pesantren dan Perguruan Tinggi memiliki peran signifikan dalam mengajarkan wawasan Islam Rahmatan lil Alamin, melalui pengkajian, penelitian dan peran sertanya dalam kehidupan masyarakat.
Perspektif lain disampaikan oleh Ruby Kholifah, terkait dengan sentralitas peran perempuan dalam mewujudkan perdamaian. Menurutnya, Leadership perempuan lintas agama menjadi sangat penting dalam pembangunan perdamaian. Melalui perempuan, transformasi keberagamaan dapat merasuk dalam keluarga dan diterima oleh masyarakat. “Selain itu, Bicara membangun perdamaian juga tidak boleh abstrak hanya pada tataran konsep dan narasi, melainkan mewujdukan dengan sesuatu yang nyata. Sehingga bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat.” Tandasnya
Menutup sesi khataman dengan prosesi Ijazah Kubro Kitab Nabiyyurahmah, Dr. H. Faqihudin Abdul Kodir, Lc., MA yang juga ketua RMB Sejati berpesan bahwa kitab tersebut dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh siapapun dalam rangka mewujudkan prinsip kasih sayang Islam dalam relasi sosial sesama insan, yang bermartabat, adil, maslahat, selalu bekerjasama, saling menolong satu sama lain, bahagia dan membahagiakan.
Selain itu menurutnya, sebagai mandatory program prioritas Kementerian Agama RI, RMB Sejati melalui berbagai inisiatif program yang diadakan, akan senantiasa konsisten membumikan nilai-nilai tawassut, tawazun, I’tidal dan Tasamuh untuk me-reproduksi kehidupan keislaman yang berwawasan Islam Ahlu Sunnah Waljamaah. “Mengembangkan budaya masyarakat yang toleran, harmonis dan menghargai kewarnegaraan Bhineka. Mewujudkan Indonesia yang adil, aman dan sejahtera” Pungkasnya.