Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon Menyampaikan Progres Transformasi UISSI dan BLU

REKTOR IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. H. Sumanta, M.Ag (kedua dari kiri) beserta jajaran pimpinan dalam kegiatan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) kampus setempat yang diselenggarakan di salah satu hotel di wilayah Kota Cirebon, Selasa (16/11/2021)

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Dr. H. Sumanta, M.Ag memaparkan progres 2 transformasi yang tengah dilakukan kampus setempat.

Kedua transformasi tersebut, yaitu transformasi dari IAIN menjadi University Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI) dan transformasi dari Satuan Kerja (Satker) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

Sumanta mengungkapkan, untuk transformasi dari IAIN ke UISSI, prosesnya sudah masuk ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB).

Sedangkan untuk transformasi dari Satker PNBP menjadi BLU, kata dia, dalam waktu dekat IAIN Syekh Nurjati Cirebon akan diuji oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia (BLU).

“Satker PNBP ke BLU juga sebentar lagi akan diuji Kementerian Keuangan. Insya Allah tanggal 25 (November 2021) penentuan, apakah kita layak menjadi BLU atau posisinya masih harus bertengger di Satker PNBP itu di bulan sekarang,” kata Sumanta dalam kegiatan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang diselenggarakan di salah hotel di wilayah Kota Cirebon, Selasa (16/11/2021).

Menurut beliau transformasi tersebut tentu akan memberikan konsekuensi. Karena, dalam perubahan tersebut pasti masa transisi yang dapat mengusik kenyamanan.

“Dua transformasi ini saling berkelindan. Kita upayakan dan tentu saja ini menguras energi, pemikiran bagi kita semua. Dan konsekuensi dari perubahan ada beberapa hal yang mungkin mengusik kenyamanan kita bersama,”.

Namun, ketidaknyaman tersebut tidak berlangsung lama. Pasalnya, hal itu hanya bersifat sementara. Sehingga, jika di masa transisi tersebut terdapat hal-hal yang tidak nyaman, maka itu merupakan hal yang wajar.

“Insya Allah tidak berlangsung lama, karena sesungguhnya apa yang kita lakukan ini adalah bersifat tentative (sementara). Jadi nanti kalau ada masa transisi dari transformasi tersebut adalah suatu hal yang wajar, hal yang lumrah sebagaimana kita berubah dari satu kondisi ke kondisi yang lain, dari satu situasi ke situasi yang lain. Tetapi tat kala kita sudah masuk ke wilayah yang aman, di situlah kita akan mendapat suatu zona yang diharapkan oleh kita semua,”.